internasional

Analisis Pedas Raymond Chin soal Perang Dagang AS-China, 'Paman Sam Sudah Kalah Telak'

Selasa, 15 April 2025 | 17:13 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Influencer Indonesia, Raymond Chin (kanan). (Instagram.com / @potus - @raymondchins)

Sulawesinetwork.com - Perang dagang jilid sekian antara dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, kembali memanas dan menjadi perbincangan sengit di media sosial.

Aksi saling balas tarif impor, yang dipicu kebijakan Presiden AS saat itu, Donald Trump, kini justru dipandang sebelah mata oleh seorang influencer asal Indonesia, Raymond Chin.

Berbeda dengan kekhawatiran banyak pihak, Raymond Chin, seorang pengusaha muda sukses di bidang finansial dan investasi (Ternak Uang), justru memberikan pandangan yang cukup mengejutkan.

Baca Juga: Pil Pahit Garuda Muda: Dibantai 6 Gol Tanpa Balas, Coach Nova Akui Keunggulan Korut

Ia menilai bahwa perang tarif yang berkepanjangan ini justru menjadi indikasi kekalahan telak AS dari China.

Dalam analisisnya yang diunggah melalui kanal YouTube Raymond Chin pada Selasa (15/4/2025), Raymond menjelaskan bahwa kebijakan tarif khusus yang diterapkan Trump ditujukan kepada negara-negara yang dianggap merugikan perekonomian AS.

"Jadi dia (Trump) bikin tarif khusus untuk negara-negara yang merugikan AS, itu biaya pajak impornya tuh lebih tinggi," ujarnya.

Baca Juga: Makin Mengerikan! Dokter Kandungan Garut Diduga Gaet Korban dengan Iming-iming USG 4D Gratis

Namun, menurut Raymond, meskipun AS menetapkan persentase tarif impor yang lebih tinggi (145%) dibandingkan balasan China (125%), kenyataannya di lapangan justru menunjukkan sebaliknya.

Ia bahkan mengutip berbagai prediksi yang menyatakan bahwa China akan keluar sebagai pemenang utama dalam perang dagang ini.

"Semua prediksi juga bilang China itu akan jadi nomor satu, sekarang presiden AS berpikir bagaimana caranya tetap bisa kontrol powernya agar tidak disalip China," terangnya dengan lugas.

Baca Juga: Garuda Muda Dibantai Korut, Erick Thohir Pasang Badan: 'Jangan Hukum Mereka'

Lebih lanjut, Raymond tanpa ragu menyebutkan bahwa AS kini telah tertinggal dalam berbagai lini bisnis dari China, kecuali satu sektor krusial.

"Mayoritas orang itu mikirnya seperti ekonomi, digital, AI, tapi di semua sektor AS itu lagi kalah," sebutnya, memberikan gambaran betapa dominannya China dalam lanskap ekonomi global saat ini.

Halaman:

Tags

Terkini