Sulawesinetwork.com - Dunia Katolik dikejutkan sekaligus diliputi sukacita! Setelah masa interregnum yang menyusul kepergian Paus Fransiskus pada 21 April 2025, konklaf yang berlangsung di jantung Vatikan akhirnya menghasilkan pemimpin baru bagi lebih dari satu miliar umat di seluruh dunia.
Dialah Robert Francis Prevost, seorang kardinal yang membawa angin segar dari benua Amerika, yang kini menyandang nama agung: Paus Leo XIV!
Asap putih yang membumbung tinggi dari cerobong Kapel Sistina pada Kamis, 8 Mei 2025, pukul 18.00 waktu setempat (23.00 WIB), menjadi pertanda berakhirnya penantian.
Baca Juga: Kopdes Merah Putih: Dibangun dengan Prinsip Kehati-hatian, Bukan Sekadar Bantuan Gratis
Sebanyak 133 kardinal dari 70 negara telah menjalankan tugas suci mereka, bermuara pada terpilihnya penerus takhta Santo Petrus.
Keputusan Robert Prevost untuk memilih nama Leo XIV tentu menyimpan makna mendalam.
Dalam sejarah Gereja Katolik, nama "Leo" telah dihormati dan diemban oleh 13 paus sebelumnya, masing-masing dengan kontribusi dan warisannya tersendiri.
Baca Juga: Nokia N75 Max 5G: Sang 'Monster' Flagship dengan Kamera 200MP dan Baterai Badak, Layakkah di 2025?
Spekulasi pun bermunculan mengenai inspirasi di balik nama ini. Tak bisa dipungkiri, sosok Paus Leo XIII (1878-1903) hadir sebagai figur sentral.
Kepemimpinannya yang visioner dan pengaruhnya yang abadi melalui ensiklik Rerum Novarum telah membentuk lanskap sosial Gereja modern.
Namun, jejak Paus Leo I yang memimpin pada abad ke-5 juga diyakini kuat membekas dalam pemilihan nama ini.
Baca Juga: Mendes Jadi 'Bapak BPD Indonesia', Apresiasi Satgas Pengawas Kopdes Merah Putih
Keberaniannya menghadapi tantangan zaman, termasuk diplomasinya yang legendaris dengan Attila the Hun, melambangkan kekuatan spiritual dan ketegasan dalam membela iman.
Terpilihnya Robert Prevost sebagai Paus ke-267 menandai babak baru dalam sejarah Gereja Katolik.