Sulawesinetwork.com - Masyarakat dihebohkan dengan insiden kebakaran kapal diatap Gedung Pinisi Bulukumba pada Selasa, 3 September 2024 dini hari kemarin.
Hal ini cukup menarik perhatian masyarakat Kabupaten Bulukumba hingga kembali mengaitkan dengan insiden lainnya di Gedung Pinisi tersebut.
Dimana diketahui beberapa waktu lalu atau tepatnya pada 6 Februari 2024 silam. Plafon Gedung Pinisi juga porak-poranda dan berterbangan akibat angin kencang.
Baca Juga: Netralitas ASN adalah Kunci Kesuksesan Pilkada Sebagai Perwujudan Demokrasi yang Berintegritas
Kala itu, plafon Gedung Pinisi yang baru saja diresmikan dihatam angin kencang hingga sebagian besar plafon dilantai 4 rusak.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba mengambil langkah serius untuk memaksimalkan pengawasan terhadap aktivitas di puncak Gedung Pinisi.
Hal itu dilakukan pasca insiden kebakaran kecil yang terjadi di lambung kapal yang menjadi ikon gedung tersebut.
Kepala Bidang Humas Diskominfo Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad menyatakan bahwa pengelola Gedung Pinisi akan memperketat pengawasan sebagai langkah antisipasi dini.
Pengelola Gedung Pinisi akan memaksimalkan pengawasan. Ini sebagai langkah antisipasi dini," ujarnya.
Andi Ayatullah, yang akrab disapa Andi Ullah, menjelaskan bahwa lambung kapal pinisi yang terbakar sebagian besar terbuat dari kayu berkualitas.
Baca Juga: Wujudkan Arsip Sebagai MKB, Pemkab Bantaeng Hadirkan Kepala ANRI
"Yang terbakar adalah bagian lambung depan kapal. Untungnya, kayunya berkualitas sehingga api tidak cepat menjalar," ungkapnya.
Sementara anggota DPRD Bulukumba Fraksi Golkar Juandy Tandean kepada wartawan menilai jika gedung tersebut kurang memperhatikan standar keamanan.