Sulawesinetwork.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantaeng dan masyarakat Kabupaten Bantaeng membuka penyaluran bantuan sosial untuk korban bencana alam yang terjadi dibeberapa daerah di Sulsel.
Hal itu dianggap sebagai bentuk kepedulian terhadap para korban bencana alam sehingga Pemkab Bantaeng berinisiatif menyalurkan bantuan sosial yang terkumpul di Dinas Sosial Bantaeng.
Bantuan yang telah terkumpul dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Instansi Vertikal, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), beberapa Organisasi serta toko kelontong akan disalurkan.
Baca Juga: Kabar Gembira Untuk ASN Pemkab Bulukumba, Kemendagri Izinkan Pencairan TPP Tiga Bulan
Adapun bantuan yang diberikan berupa pakaian, paket sembako, selimut, perlengkapan bayi, serta makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita sebagai kebutuhan Utama para korban.
Pengumpulan dan penyaluran masih terus dibuka Pemkab Bantaeng hingga batas yang belum ditentukan. Sehingga pengumpulan bantuan masih terus dilakukan dan distribusikan kedaerah terdampak bencana.
Sebelumnya, Pemkab Bantaeng telah mengirimkan bantuan logistik gelombang I pada hari Minggu, 5 Mei 2024 lalu yang mana dilepas langsung oleh Pj. Bupati Bantaeng, Andi Abubakar.
Baca Juga: Andi Utta Jadi Kompetitor JMS dan TSY dalam Perebutan Rekomendasi PKB di Pilkada Bulukumba
Pengiriman bantuan di gelombang pertama itu terdiri dari air mineral sebanyak 1500 dos sesuai kapasitas kendaraan. Kemudian juga dikirim 1 unit pemadam kebakaran untuk membantu penyediaan air bersih.
Diketahui, beberapa waktu lalu. Sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) diterjang bencana alam seperti banjir dan tanah longsor hingga menimbulkan korban jiwa.
Adapun daerah yang mengalami bencana alam yakni Kabupaten Luwu, Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Sinjai.
Baca Juga: Briptu AD Terduga Pelaku Penganiayaan Anak, Dalam Pengawasan Propam Polres Bulukumba
Hingga saat ini berdasarkan data yang diterima, proses evakuasi terhadap korban masih terus dilakukan dan masyarakat yang terdampak masih berada di tempat pengungsian. (*)
