"Dan saya sudah perintahkan semua untuk bersihkan itu sampah," tegasnya.
Andi Muchtar tak henti mengajak siswa sekolah untuk lebih disiplin, terutama dalam masalah sampah agar tidak membuang sembarangan. Ia mengaku terus mengedukasi masyarakat untuk tidak menjadikan sungai sebagai tempat sampah.
"Kita bisa memanfaatkan media sosial untuk mengajak masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan dengan membuat kata-kata yang sopan dan ajakan yang positif," ajak Bupati. Ia juga menyerukan agar seluruh masyarakat menjadikan persoalan sampah ini sebagai musuh bersama, sehingga dapat menumbuhkan kepedulian di hati.
"Oleh karena itu, menjaga sungai kita bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban moral dan tanggung jawab bersama untuk menjamin kualitas hidup anak cucu kita di masa yang akan datang," tegas Andi Muchtar. Ia menekankan bahwa penanganan sampah sungai bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat.
Pameran Data Sampah, Workshop, dan Penghargaan untuk Para Pejuang Lingkungan
Aedil Faizin, Ketua Panitia Festival 3 Sungai, menjelaskan bahwa festival ini memiliki beragam agenda:
- Pameran Data Hasil Penelitian Sampah di Bulukumba: Memberikan gambaran nyata kondisi persampahan.
- Workshop: Meliputi pembuatan sabun dan ecoenzyme, serta pembahasan kearifan lokal.
- Diskusi tentang Sungai: Membahas solusi dan tantangan.
- Pertunjukan Seni: Penampilan dari beberapa Sanggar Seni dan Teater di Kabupaten Bulukumba.
Yang menarik, festival ini juga memberikan penghargaan kepada 10 Pegiat Lingkungan di Kabupaten Bulukumba atas dedikasi mereka dalam menjaga lingkungan.
"Penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi kami terhadap mereka yang sudah banyak melakukan upaya untuk pemulihan sungai maupun lingkungan di Kabupaten Bulukumba melalui kesenian dan pendidikan," tambah Aedil.
Baca Juga: Kabar Gembira! 17.154 Pelamar Lulus Seleksi PPPK Kemenag Tahap II, Segera Lengkapi Berkas!
Berikut adalah para penerima penghargaan dalam Festival 3 Sungai Bulukumba:
1. Ahmad Darsyaf Pabotingi: Kategori Tokoh Budaya Lingkungan (menanamkan nilai lingkungan melalui Teater Kampong).
2. Sanggar Seni Budaya Alfarabi: Kategori Kelompok Pelestari Sungai berbasis Budaya dan Kearifan Lokal (Kenduri Sungai Bijawang).
3. Saparudin: Kategori Pelestari Daerah Aliran Sungai (Pertanian Alami dan tradisi kearifan lokal).