Festival 3 Sungai Bulukumba: Bupati Ajak Perang Lawan Sampah, 10 Pegiat Lingkungan Terima Penghargaan!

photo author
- Selasa, 1 Juli 2025 | 12:49 WIB
10 Pegiat Lingkungan terima penghargaan di Festival 3 Sungai Bulukumba. (doc:festival3sungai)
10 Pegiat Lingkungan terima penghargaan di Festival 3 Sungai Bulukumba. (doc:festival3sungai)

 

Sulawesinetwork.com - Kolaborasi apik antara komunitas Bulukumba, BUMN, dan Pemerintah Kabupaten Bulukumba sukses menggelar Festival 3 Sungai pada Sabtu-Minggu, 28-29 Juni 2025. 

Acara ini bukan sekadar festival biasa, melainkan sebuah seruan keras untuk menyadarkan masyarakat akan krisis sampah di Bulukumba yang telah mencapai angka 323 ton per hari, dengan sebagian besar berakhir di sungai dan lingkungan.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba, sebagai salah satu kolaborator, mendukung penuh kegiatan ini. 

Baca Juga: Dari Goresan Ide Menjadi Gema Digital: Kisah Sukses yang Terukir Bersama Promedia Teknologi Indonesia

DLHK menilai pameran data kondisi sampah, workshop dan diskusi tentang sungai dalam festival ini adalah ruang krusial untuk mengedukasi serta mendorong partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah sampah yang kian mengkhawatirkan.

Sebelumnya, Kepala DLHK Bulukumba telah menyampaikan bahwa volume sampah yang terbuang sembarangan sudah sangat mengkhawatirkan. 

Ia menekankan perlunya upaya kolektif dari masyarakat dan pemerintah di tingkat desa untuk membantu menyelesaikan persoalan sampah dari tingkat rumah tangga, sehingga bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah semata.

Baca Juga: Dari Goresan Ide Menjadi Gema Digital: Kisah Sukses yang Terukir Bersama Promedia Teknologi Indonesia

Bupati Bulukumba: "Kesadaran Masyarakat Masih Sangat Rendah!"

Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, dalam sambutannya di pembukaan Festival 3 Sungai, Sabtu 28 Juni 2025, secara gamblang menyatakan bahwa kesadaran masyarakat Bulukumba masih sangat rendah dibandingkan negara lain. Ia mencontohkan Jepang, di mana sungai-sungainya masih penuh ikan karena airnya tidak tercemar.

"Berbeda dengan di sini, ikan di-strum sehingga bibit ikannya juga mati tidak ada yang hidup. Ini yang salah dari masyarakat kita," tambah Andi Muchtar.

Baca Juga: Tom Lembong Buka Suara di Sidang Korupsi Gula: Klaim BUMN Tak Rugi, Hanya Satu Importir Swasta yang Merana!

Bupati juga menceritakan bagaimana ia selalu membawa tempat sampah di mobilnya sebagai contoh, namun ironisnya, saat perjalanan menuju Pantai Bira, sampah masih berserakan di pinggir jalan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X