Dukungan juga datang dari Dr. Muhammad Nawir, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, serta dari Sekjen IMATEPSI, Kakanda Jundu Muhammad, yang menekankan bahwa pendidikan humanis harus menyentuh tiga aspek utama: pikiran, perasaan, dan keterampilan.
Refleksi Mahasiswa: Antara Harapan dan Tantangan
Ketua Umum HIMATEKPEN, Zulkifli, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar dialog, tetapi momen reflektif.
“Kami ingin membangkitkan kesadaran bahwa digitalisasi pendidikan bukan tujuan akhir, tetapi jembatan menuju akses dan kualitas yang setara. Kami mengajak semua pihak untuk berpikir kritis: Apakah digitalisasi akan benar-benar menyatukan kita, atau justru memperlebar jurang yang ada?” ujarnya.
Sesi tanya jawab yang interaktif menandai tingginya antusiasme peserta. Berbagai pertanyaan kritis dilontarkan, dari isu kesenjangan akses internet hingga kebutuhan pelatihan guru di era digital.
Suasana diskusi yang hidup memperlihatkan semangat mahasiswa yang tidak hanya peduli, tapi siap mengambil peran dalam transformasi pendidikan.
Baca Juga: Resmi! Xabi Alonso Kembali ke Santiago Bernabéu, Nakhoda Baru Real Madrid hingga 2028
Menegaskan Peran Mahasiswa dalam Arah Kebijakan Pendidikan
Melalui kegiatan ini, HIMATEKPEN menegaskan komitmennya bukan hanya sebagai wadah pengembangan diri, tetapi juga sebagai motor perubahan sosial.
Dengan menjembatani dunia akademik dan kebijakan publik, HIMATEKPEN menunjukkan bahwa mahasiswa hari ini adalah mitra strategis dalam merumuskan pendidikan masa depan — yang inklusif, adaptif, dan berkeadilan. (*)