nasional

Musibah KMP Tunu Pratama Jaya: Instruksi Tanggap Presiden Prabowo dari Tanah Suci

Kamis, 3 Juli 2025 | 16:20 WIB
Basarnas mengirimkan personil dari Pos SAR gabungan untuk melakukan pencarian penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yanh tenggelam di Selat Bali. (DENPOST.id)

Sulawesinetwork.com - Malam kelam menyelimuti perairan Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2025, ketika Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam.

Kapal naas ini bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dan diduga kuat menjadi korban keganasan cuaca buruk yang melanda.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengungkapkan bahwa kabar duka ini langsung sampai ke telinga Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Terkuak! Johnny G. Plate Bakal Diperiksa di Lapas Sukamiskin Terkait Dugaan Korupsi Proyek PDNS

"Bapak Presiden mendapat laporan dan informasi dari Tanah Air bahwa telah terjadi kecelakaan tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali karena cuaca buruk," ujar Seskab Teddy dalam keterangannya dari Makkah pada Kamis, 3 Juli 2025.

Meskipun sedang menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan, Presiden Prabowo tak tinggal diam.

Seskab Teddy menjelaskan bahwa tanpa menunda, Presiden langsung mengeluarkan instruksi tegas kepada seluruh jajaran terkait.

Baca Juga: Kemenhub Tegaskan Isu Kenaikan Tarif Ojol 15 Persen Belum Final, Masih Dikaji Mendalam!

"Dari Tanah Suci, Beliau langsung memerintahkan kepada jajaran Basarnas dan badan terkait untuk segera melakukan tanggap darurat penyelamatan para Penumpang dan Crew secepat mungkin," terang Seskab Teddy, menunjukkan prioritas utama yang diberikan pada keselamatan jiwa.

Saat insiden terjadi, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut total 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan.

Data terkini per Kamis, 3 Juli 2025, mencatat 23 orang berhasil diselamatkan, sementara 4 orang ditemukan meninggal dunia.

Baca Juga: Terkubur di Balik Puing: Kisah Pilu Direktur RS Indonesia di Gaza yang Gugur Bersama Keluarga

Tim SAR gabungan masih terus bekerja keras melakukan pencarian terhadap 38 korban lainnya yang belum ditemukan.

Insiden ini menjadi pengingat pahit akan risiko pelayaran di tengah kondisi cuaca ekstrem, sekaligus menunjukkan respons cepat pemerintah, bahkan ketika pimpinannya sedang berada ribuan kilometer jauhnya.(*)

Tags

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB