Baginya, seorang miliarder sejati tidak perlu membuktikan status mereka dengan barang-barang mewah.
"Biasanya yang pamer pakaian desainer atau mobil mewah adalah mereka yang masih di level jutawan. Mereka ingin terlihat sukses di mata teman-temannya," ujarnya blak-blakan.
Guo merasa sudah melewati fase itu. Ia mengaku dulu juga sempat terjebak dalam keinginan untuk tampil mewah karena merasa belum cukup sukses.
Baca Juga: Sri Mulyani Bocorkan Kementerian Baru Akan Lahir Di Era Prabowo
Guo percaya bahwa tidak perlu memakai jam Patek Philippe atau menenteng tas Hermès Birkin hanya untuk membawa laptop kerja demi mendapatkan validasi dari orang sekitar.
Hemat yang Otentik, Bukan Sekadar Tren
Tren "quiet luxury" atau kemewahan tanpa logo memang tengah populer di kalangan orang kaya, di mana beberapa miliarder bahkan menyebut diri mereka hemat agar terlihat lebih membumi. Namun, Lucy Guo menilai banyak dari mereka hanya ingin tampak relevan.
Baca Juga: Kapan Seleksi CASN 2025 Dibuka? Ini Penjelasan Terbaru dari BKN dan Kementerian PANRB
Ia dengan tegas mengklaim dirinya benar-benar hidup hemat, bukan sekadar pencitraan. Baginya, ini adalah pilihan sadar untuk lebih bijak dalam menggunakan uang.
"Saya pernah melewati fase boros ketika masih belum percaya diri dan ingin menunjukkan sesuatu. Tapi lama-lama saya sadar, kenapa harus buang uang untuk hal yang tidak penting?" ucap Guo, menunjukkan kematangan dalam perspektif keuangannya.
Kisah Lucy Guo menjadi inspirasi bahwa kekayaan sejati tidak selalu diukur dari kemewahan yang dipamerkan, melainkan dari kebijaksanaan dalam mengelola dan menjalani hidup. (*)