Sulawesinetwork.com - Di tengah hiruk pikuk dunia para miliarder yang kerap diasosiasikan dengan kemewahan dan gaya hidup glamor, sosok Lucy Guo muncul sebagai anomali yang menarik.
Dinobatkan sebagai perempuan terkaya di dunia pada tahun 2025 oleh Forbes, dengan kekayaan bersih fantastis mencapai 1,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 21 triliun), Lucy Guo, co-founder Scale AI dan CEO Passes, justru memilih jalur yang berbeda: gaya hidup super sederhana.
"Saya tidak suka membuang-buang uang. Bahkan saya masih berbelanja pakaian di Shein dan memanfaatkan promo beli satu, gratis satu, di aplikasi pemesanan makanan," jelas Guo kepada Fortune, Jumat (13/6/2025). Sebuah pengakuan yang mungkin sulit dipercaya jika melihat label "miliarder" yang disandangnya.
Baca Juga: Donor Darah Polres Bulukumba: Setetes Darah, Sejuta Harapan untuk Hari Bhayangkara ke-79
Prioritaskan Hemat, Anti Gengsi
Bayangkan seorang perempuan terkaya di dunia masih menggunakan mobil lama dan membeli pakaian diskon. Itulah gambaran keseharian Lucy Guo. Lahir pada 14 Oktober 1994, perempuan 30 tahun ini tak peduli dengan citra yang harus ia bangun di mata orang lain.
"Asisten saya masih mengantar saya pakai Honda Civic tua. Saya tidak peduli," ucapnya santai. Untuk urusan pakaian, ia tak ragu mengandalkan barang gratisan atau produk murah dari Shein.
"Kualitasnya mungkin tidak semuanya bagus, tapi ada dua potong yang oke dan saya pakai terus setiap hari," tambahnya, menunjukkan kepraktisan di atas segalanya.
Meski demikian, Lucy Guo bukan berarti menolak semua bentuk kenyamanan. Ia mengakui sesekali memilih kelas bisnis untuk penerbangan jarak jauh atau membeli gaun desainer jika memang dibutuhkan.
Namun, prinsip utamanya tetap teguh: hemat dan tidak berlebihan. Ia tidak ingin kemewahan menguasai kesehariannya.
Baca Juga: 10 Bank Kawasan ASEAN Masuk Forbes Global 2000, Siapa Yang Terbaik?
"Act Broke, Stay Rich": Filosofi Hidup Lucy Guo
Salah satu kutipan yang paling menggambarkan pandangan hidup Lucy Guo adalah "act broke, stay rich" atau "berlagak miskin, tapi tetap kaya".