2. Percepatan Hilirisasi SDA: Jangan Jual Mentahnya Lagi!
Strategi kedua adalah akselerasi hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).
Baca Juga: Wakapolres Bulukumba Pastikan Kesiapan Pengamanan Lebaran di Bira
Prabowo memiliki visi jelas agar Indonesia tidak lagi sekadar menjadi pengekspor bahan mentah, melainkan mampu mengolahnya menjadi produk-produk bernilai tambah tinggi di dalam negeri.
Kebijakan hilirisasi nikel menjadi contoh sukses yang patut diteladani. Bayangkan, nilai ekspor nikel olahan melonjak drastis dari hanya US$ 3,7 miliar pada tahun 2014 menjadi US$ 34,3 miliar pada tahun 2022!
Dengan mempercepat hilirisasi di sektor pertambangan dan lainnya, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah ke AS dan meningkatkan daya saing produk olahan di pasar global.
Baca Juga: Gubernur Andi Sudirman Sulaiman Sambut Kedatangan Menteri Pertahanan di Sulsel
3. BPI Danantara: Suntikan Dana untuk Hilirisasi Impian
Untuk mewujudkan hilirisasi SDA secara masif, Prabowo meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Badan ini memiliki peran krusial dalam mendanai proyek-proyek hilirisasi di berbagai sektor strategis, mulai dari mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, hingga kehutanan.
Baca Juga: Kurang dari 24 Jam Polisi Berhasil Ungkap Kasus Pembusuran di Bulukumpa, 10 Orang Diamankan
Dengan adanya Danantara, diharapkan industri dalam negeri dapat semakin mandiri, berinovasi, dan menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing di kancah internasional.
Tak hanya fokus pada strategi di ranah perdagangan internasional, Prabowo juga menyadari pentingnya memperkuat fondasi ekonomi dari dalam.
Penguatan konsumsi dalam negeri menjadi salah satu kunci utama untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan eksternal. Dua program andalan disiapkan untuk tujuan ini:
Baca Juga: Lebaran Sudah Usai Tapi THR Pekerja Belum Kunjung Dibayar