“Transformasi audit internal tidak bisa lagi ditunda. AI dan data analytics bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas, mendeteksi risiko lebih dini, dan memberi nilai tambah nyata bagi organisasi. Namun teknologi hanyalah alat—nilai sejati audit tetap ada pada rasa ingin tahu, empati, dan pemikiran kritis auditor,” jelasnya dalam diskusi panel.
Baca Juga: Terima Audiens Mahasiswa, Dasco Minta Maaf DPR Masih Keliru Jalankan Tugas Jadi Wakil Rakyat
Dengan dukungan pada Konferensi Nasional IIA Indonesia 2025, IFG mempertegas posisinya sebagai pionir tata kelola berbasis GRC.
Hal ini sejalan dengan misi menghadirkan standar terbaik, memperkuat kepercayaan publik, serta memastikan transformasi selaras dengan prinsip transparansi, integritas, dan akuntabilitas. (*)