US$20 Miliar Melayang, Asuransi Asia Hadapi Keterbatasan Pembayaran Klaim di Tengah Kerugian Ekonomi 2024

photo author
- Sabtu, 17 Mei 2025 | 15:24 WIB
Foto ilustrasi beribadah haji di Masjidil Haram. (Unsplash/iuz_official)
Foto ilustrasi beribadah haji di Masjidil Haram. (Unsplash/iuz_official)

 

Sulawesinetwork.com - Industri asuransi global diguncang hebat sepanjang 2024 akibat cuaca ekstrem yang makin tak terkendali.

Laporan terbaru WTW mengungkapkan bahwa total kerugian ekonomi akibat bencana cuaca mencapai lebih dari US$20 miliar atau sekira Rp328 triliun, namun hanya US$2 hingga $3 miliar yang mampu diklaim melalui asuransi, angka yang sangat kecil dibandingkan dampak sesungguhnya.

Mengutip Insurance Asia, Kamis, 15 Mei 2025, musim topan 2024 di kawasan Pasifik Utara mencatatkan 23 badai tropis, dengan 15 meningkat menjadi topan dan 9 di antaranya berintensitas tinggi. 

Baca Juga: Masuk KEN, Festival Pinisi 2025 Siap Digelar 11-13 September di Bulukumba

Meski jumlah tersebut sedikit lebih rendah dari rerata tahunan, kerusakan fisik dan ekonomi jauh lebih besar akibat intensitas dan lokasi pendaratan badai.

Salah satu kasus paling mencolok adalah Topan Yagi, yang memporakporandakan wilayah Asia Tenggara, menyebabkan 1.200 korban jiwa dan mencatatkan kerugian ekonomi hingga US$15 miliar. 

Ironisnya, hanya sekitar US$1 miliar dari angka itu yang dijamin oleh polis Asuransi, mencerminkan jurang besar dalam perlindungan asuransi di Asia.

Baca Juga: Detik-Detik Mengerikan Live TikTok Berujung Maut: Content Creator Cantik Meksiko Ditembak Sambil Peluk Boneka

Wilayah China Selatan dan Vietnam menjadi sorotan karena rendahnya penetrasi asuransi, padahal Topan Yagi melaju dengan kecepatan hingga 160 mph, menjadikannya salah satu badai terkuat yang pernah menghantam Vietnam dan Hainan.

Di Jepang, Topan Shanshan turut menciptakan kehancuran dengan intensitas tinggi, namun nilai klaim asuransi tetap rendah, hanya di bawah US$1 miliar, karena wilayah terdampak tidak memiliki eksposur perlindungan yang memadai.

Sementara itu, Filipina mengalami serangan beruntun dari enam badai dalam kurun 30 hari, mempengaruhi lebih dari 13 juta penduduk dan menyebabkan kerugian senilai US$500 juta.

Baca Juga: Grup Facebook 'Fantasi Sedarah' Bikin Geram DPR: Polisi Diminta Sikat Habis Pelaku Inses Online!

Lagi-lagi, minimnya kepemilikan asuransi membuat masyarakat tidak mendapatkan perlindungan finansial yang memadai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X