Pagi Penuh Keajaiban: Ulang Tahun ke-57 Mentan Amran, Surah Yusuf dan Kisah Swasembada yang Menggetarkan

photo author
- Senin, 28 April 2025 | 12:44 WIB
 Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Instagram/@a.amran_sulaiman)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Instagram/@a.amran_sulaiman)

Namun, swasembada ini bukan sekadar "hadiah" dari langit. Ini adalah hasil kerja keras Amran yang tak kenal lelah. Ia menaikkan harga gabah menjadi Rp6.500 per kg untuk melindungi petani dari kerugian, menyiapkan anggaran irigasi sebesar Rp176 triliun untuk masa depan, dan memastikan pompanisasi mengairi satu juta hektar lahan di tengah ancaman El Niño 2024.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pun berbicara. Produksi padi Januari-April 2025 mencapai 24,22 juta ton gabah kering giling (GKG), setara 13,95 juta ton beras, rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Stok beras di gudang Bulog mencapai 3,2 juta ton, level tertinggi dalam 23 tahun, bahkan mungkin sejak Indonesia merdeka.

Baca Juga: KPK Bongkar Kecurangan Akreditasi Sekolah! Mendikdasmen Gercep Lakukan Penelusuran

Di pagi yang penuh keajaiban itu, para tamu yang hadir merasakan getaran keberhasilan Amran. Ini bukan sekadar angka-angka statistik, melainkan kisah nyata tentang harapan yang terwujud.

Amran, dengan 91 juta petani di bawah kepemimpinannya dan posisinya sebagai tokoh Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin, bukan sekadar menteri biasa.

Ia adalah sosok yang mampu mengubah wajah pertanian Indonesia, dari pelantikan di usia 55 hingga swasembada di usia 57, layaknya kisah Yusuf dalam Al-Qur'an.

Baca Juga: Gebrakan Kemenkop! 80 Kopdes Merah Putih Percontohan Segera Diresmikan di Seluruh Indonesia

Ketika kajian berakhir, Ustadz Adi Hidayat memimpin doa, melantunkan doa Nabi Yusuf: "Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh." Amin yang menggema di ruangan itu, dari Amran yang khusyuk hingga para sahabat yang terharu, menandai pagi itu sebagai momen yang penuh makna.

Pulang dari perayaan itu, satu hal yang terpatri dalam benak: kisah Amran bukan sekadar "cocokologi", melainkan bukti nyata bahwa amanah yang dijalankan dengan hati dan ilmu mampu mengubah nasib sebuah bangsa.

Dan di usia 57 tahun, Amran telah menuliskan babak baru dalam sejarah pertanian Indonesia, sebuah babak yang penuh dengan keajaiban dan harapan. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X