Sulawesinetwork.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menanggapi temuan daging yang belum matang dalam sajian Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Ia mengungkapkan bahwa masalah ini terutama terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru dibentuk.
Sebagai langkah perbaikan, BGN akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SPGG, termasuk metode memasak yang digunakan.
Baca Juga: Ramadan 1446 Hijriah, Kapolres Bulukumba Minta Pedagang tidak Mainkan Harga Bahan Pokok
SPGG Baru Diminta Masak Bertahap
Dadan menjelaskan bahwa banyak SPGG baru yang masih beradaptasi dalam menyajikan makanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, ia menyarankan agar mereka memulai dengan jumlah kecil sebelum meningkat ke kapasitas maksimal.
"Makanan bergizi ini kan untuk pembiasaan. Rata-rata makanan belum matang terjadi di SPGG yang baru. Kami lakukan evaluasi harian dan meminta mereka mulai dari jumlah kecil," ujar Dadan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (28/2).
Baca Juga: Indonesia Mulai Puasa Ramadhan Lebih Awal dari Negara Tetangga, Ini Penjelasan Kemenag!
Sebagai contoh, jika satu SPGG ditargetkan menyajikan 3.000 porsi, Dadan menyarankan agar mereka memasak secara bertahap, bukan sekaligus dalam satu hari.
"Jadi harus mulai dari 150 porsi, naik ke 500, lalu 1.000, hingga 1.500 porsi. Masak untuk 10 orang di rumah itu mudah, tapi memasak untuk ratusan orang butuh pembiasaan," jelasnya.
Tanggung Jawab Jika Ada Kasus Keracunan
Dadan juga menegaskan bahwa setiap SPGG siap bertanggung jawab jika ada siswa yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi MBG. Biaya pengobatan akan ditanggung sepenuhnya oleh satuan pelayanan terkait.
"Jika ada siswa yang sakit setelah menyantap MBG, kepala satuan pelayanan akan menangani langsung," ungkapnya.