khazanah

Mengenal Abu Zayd Al-Balkhi, Pemikir Muslim Pelopor Kesehatan Mental

Selasa, 5 Agustus 2025 | 16:55 WIB
Pemikir Muslim, Abu Zayd Al-Balkhi yang menyelami pentingnya kesehatan mental sejak abad ke-9 Masehi. (X.com/@midhfulhue)

Sulawesinetwork.com - Jauh sebelum psikologi modern berkembang, seorang cendekiawan Muslim dari abad ke-9, Abu Zayd Al-Balkhi, telah menorehkan pemikiran penting mengenai kesehatan mental.

Lahir di Balkh pada tahun 850 M, Al-Balkhi dikenal sebagai polimatik yang menguasai berbagai bidang ilmu, dari geografi, matematika, hingga filsafat dan ilmu jiwa.

Dalam karyanya yang berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), Al-Balkhi secara revolusioner menekankan bahwa kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Baca Juga: 408 PPPK Satpol PP Terima SPMT, Siap Dukung Visi Gubernur Sulsel

Ia memperkenalkan konsep al-Tibb al-Ruhani (pengobatan jiwa) dan Tibb al-Qalb (pengobatan hati). Baginya, kesehatan sejati hanya dapat tercapai jika tubuh dan jiwa berada dalam kondisi harmonis.

Al-Balkhi mengkritik para tabib di zamannya yang hanya berfokus pada penyakit fisik. Ia berpendapat bahwa "manusia tersusun dari jiwa dan tubuh, maka kesehatan sejati tidak akan terwujud tanpa keduanya berjalan selaras".

Ia bahkan membagi gangguan emosional menjadi empat kelompok utama:

Baca Juga: Pemprov Sulsel Bakal Perbaiki Lima Paket Jalan, Termasuk di Bulukumba, Sidrap dan Bone

  • Rasa takut dan cemas
  • Kemarahan dan agresi
  • Kesedihan dan depresi
  • Obsesi

Pemikiran Al-Balkhi banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam, yang menempatkan hati sebagai pusat kebaikan dan keburukan manusia.

Baca Juga: Seni Rupa Makassar di Titik Nadir: Kritik Tajam Seniman terhadap Biennale yang Melenceng

Warisannya ini kini semakin relevan di tengah tantangan krisis kesehatan mental yang dihadapi dunia modern.

Gagasan Al-Balkhi menjadi bukti bahwa diskursus tentang kesehatan mental telah dimulai jauh di peradaban Islam ribuan tahun lalu. (*)

Tags

Terkini