Sulawesinetwork.com - Sejauh ini memang ada dua praktik berbeda diantara para penceramah, tokoh, atau ustadz saat berbicara didepan publik.
Ada yang mengawali berceramah atau pidato sambutan dengan membacakan salam ada juga yang memulai dengan ucapan basmalah.
Perbedaan ini memunculkan pertanyaan praktik manakah yang sejalan dengan tradisi di kalangan ulama Nahdliyin.
Baca Juga: Keutamaan Mendidik Anak dalam Islam Menurut Hadits Rasulullah SAW, Lebih Baik dari Sedekah
Dilansir dari islam.nu. Sejauh ini memang ada dua praktik berbeda mengenai ucapan basmalah dan salam ini dalam hubungannya dengan berbicara atau berceramah.
Praktik pertama menegaskan bahwa pembicaraan atau ceramah dimulai dengan mengucapkan basmalah terlebih dahulu dan baru kemudian salam.
Artinya bacaan basmalah didahulukan daripada salam. Praktik kedua menegaskan bahwa ucapan salam tidak didahului dengan basmalah tetapi sebaliknya.
Baca Juga: Keutamaan Mengasuh Anak-anak Perempuan, Tanggungjawab Besar dengan Ganjaran yang Didapatkan
Mereka yang mempraktikkan basmalah diucapkan terlebih dahulu sebelum salam bisa jadi mendasarkan argumentasinya pada sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut:
كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بـ{بسم الله الرحمن الرَّحِيمِ} أَقْطَعُ
Artinya: “Setiap perkara yang mengandung kemuliaan yang tidak dimulai dengan mengucapkan bismillâhir raḫmânirraḫîm itu terputus berkahnya. (HR. Ahmad).
Baca Juga: Cara Efektif Mendidik Anak menurut Imam Al Ghazali, Terapkan Dua Model Pendekatan Pendidikan
Setelah membaca basmalah mereka kemudian mengucapkan salam “Assalamu-alaikum” sebelum memulai pembicaraan atau ceramahnya. Hal ini bisa kita saksikan di platfrom YouTube sebagaimana dipraktikkan oleh Prof Muhammad Quraish Shihab dan Buya Yahya.
Keduanya biasa mengucapkan basmalah terlebih dahulu baru kemudian mengucapkan salam. Setelah mengucapkan salam baru kemudian memulai ceramahnya.