Selain pendidikan, revitalisasi situs religius juga menjadi langkah penting dalam mengembalikan marwah Bontotiro sebagai daerah religius.
Baca Juga: Sidak Pasar 3 Menteri di Surabaya, Kembali Bongkar Kecurangan Takaran Minyakita oleh 7 Perusahaan
Supriadi mengungkapkan bahwa kawasan makam Datuk Tiro harus diperbaiki dan diperindah agar lebih representatif sebagai destinasi wisata religi.
"Anggarannya sudah masuk dalam rencana 2025, Insya Allah akan direhabilitasi," ujarnya.
Revitalisasi ini tidak hanya sebatas perbaikan fisik, tetapi juga mencakup pemanfaatan situs bersejarah secara lebih optimal.
Supriadi menekankan pentingnya mengadakan berbagai kegiatan keagamaan di sekitar makam, bukan hanya sekadar ziarah kubur yang terkadang melenceng dari ajaran Islam.
Dengan adanya kegiatan yang lebih edukatif dan spiritual, diharapkan nilai-nilai keagamaan bisa semakin tertanam di masyarakat.
Gagasan lain yang menarik adalah pembangunan museum kecil atau pusat informasi yang memuat sejarah Islam di Bontotiro.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Kembali Hadirkan Mudik Gratis, Sembako dan Transportasi Dijamin
Menurut Supriadi, pusat informasi ini idealnya ditempatkan di lantai satu Islamic Center yang berada di Bulukumba.
Dengan adanya museum ini, generasi muda bisa lebih memahami perjalanan dakwah Islam di Bontotiro dan mengapresiasi perjuangan para ulama terdahulu.
Keseluruhan upaya ini bertujuan untuk menghidupkan kembali identitas religius Bontotiro secara lebih utuh.
Baca Juga: Natasha Rizky Buka Peluang Rujuk dengan Desta: Syukur-syukur Kalau Sama Desta Lagi
Tidak hanya sebatas mengenang sejarah, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai Islam tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.