kesehatan

Kemenkes Sebut Konsumsi Rokok Bisa Jadi Akar Stunting, Alokasi Lebih Besar Dibanding Protein Keluarga

Kamis, 25 September 2025 | 09:05 WIB
Foto ilustrasi rokok - konsumsi rokok besar dalam keluarga jadi penyebab stunting. (Freepik/freepik)

“Kalau mau berkontribusi untuk stunting, para orang tua tidak usah merokok dan lebih baik gunakan uangnya untuk membeli protein hewani seperti telur,” ucap Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Endang Sumiwi dikutip dari artikel yang dipublikasikan laman resmi Kemenkes pada 7 Juni 2023.

Kemudian, menurut data lain dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dirilis pada 2021 lalu menyebutkan bahwa pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok adalah tiga kali lebih banyak dari pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein.

Baca Juga: Polres Bulukumba Klarifikasi Isu Tebang Pilih Penanganan Kasus Penganiayaan

Dilema Rokok untuk Kesehatan dan Ancaman PHK

Sementara itu, tingginya kebijakan tarif cukai rokok yang diterapkan di Indonesia juga bertujuan untuk menjaga kesehatan, namun di sisi lain memberi pengaruh pada industri rokok.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa saat berkunjung ke kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), mengatakan ada beberapa diskusi mengenai cukai rokok yang membuatnya terkejut.

“Cara mengambil kebijakan yang agak aneh untuk saya, saya tanya kan, ‘Cukai rokok gimana? Sekarang berapa rata-rata? 57 persen wah tinggi amat, Firaun lu?’ Banyak banget,” ujar Menkeu Purbaya kepada awak media di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, pada 19 September 2025 lalu.

Baca Juga: 1.000 Koperasi Merah Putih Siap Cairkan Pinjaman Modal Tahap Pertama

Purbaya lantas dibuat bingung saat ia diberi tahu ketika tarif cukai lebih rendah, justru income akan lebih tinggi.

“Rupanya, kebijakan itu bukan hanya income saja di belakangnya. Ada policy memang untuk mengecilkan konsumsi rokok,” imbuhnya.

Konsumsi rokok yang ramping itu juga membuat industri rokok ikut mengecil.

Baca Juga: Curhat Mentan Amran saat Dirinya Tiba-tiba Dipanggil Prabowo, Ceritakan di Balik Larangan Impor Tepung Tapioka

“Jadi, kecil lah, otomatis industri-nya kecil, kan? Tenaga kerja di sana juga kecil. Oke, bagus. Ada WHO di belakangnya, ada ini dan lainnya,” tambahnya.

Menkeu juga menegaskan bahwa harus ada policy yang seimbang antara kesehatan dan industri.

“Nggak boleh dengan policy untuk membunuh industri rokok, tenaga kerja dibiarin tanpa kebijakan bantuan dari pemerintah,” tuturnya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini