Sulawesinetwork.com — Ketegangan geopolitik kembali memanas setelah Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, secara terbuka mengutuk serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran.
Dalam pernyataannya di platform X (sebelumnya Twitter), Araghchi menyebut serangan itu sebagai tindakan "keterlaluan, melanggar hukum, dan kriminal" yang akan membawa konsekuensi kekal.
"Peristiwa pagi ini keterlaluan dan akan memiliki konsekuensi yang kekal," tulis Araghchi.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Bergerak Cepat Salurkan Bantuan Korban Puting Beliung di Pinrang dan Luwu
Ia menambahkan bahwa Iran memiliki hak untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya sesuai dengan Piagam PBB.
Mengutip laporan dari CNN, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa AS telah memulai "perang berbahaya" dengan menyerang instalasi nuklir yang sedang dalam proses diplomasi pengawasan internasional.
Pernyataan resmi dari Kemlu Iran menegaskan bahwa tindakan Amerika Serikat merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional, khususnya Piagam PBB.
Baca Juga: Wamenpar: Quality Tourism Tak Hanya soal Jumlah Kunjungan, tapi Juga Pengalaman Unik untuk Wisatawan
Pemerintah Iran menuduh AS menjadi aktor utama dalam menggagalkan jalur diplomasi dan menyulut konflik besar di kawasan Timur Tengah.
"Dunia tidak boleh lupa bahwa Amerika Serikat-lah yang, di tengah-tengah proses diplomatik, mengkhianati diplomasi," tulis pernyataan itu.
Iran juga menggambarkan Israel sebagai aktor "genosida dan melanggar hukum", dan menyebut bahwa AS bertindak sebagai pelindung rezim yang mereka sebut jahat.
Baca Juga: Seskab Teddy Bagikan Rangkuman Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia: Dua Hari di St. Petersburg
Lebih lanjut, Iran menegaskan bahwa pemerintah AS memikul tanggung jawab penuh atas semua dampak dan konsekuensi buruk dari serangan ini.
Kemlu Iran pun memperingatkan bahwa negaranya akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membela diri, termasuk kemungkinan tanggapan militer.