Sulawesinetwork.com – Penutupan mendadak sebuah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) di Makassar dengan pagar tembok, menyusul klaim kepemilikan lahan oleh pihak swasta, telah memicu gelombang kekhawatiran dan reaksi keras dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Makassar.
Insiden ini tak hanya meresahkan warga, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius mengenai akses terhadap pendidikan agama bagi anak-anak di kota ini.
Ketua Bidang Keagamaan dan Moderasi Beragama DPD KNPI Kota Makassar, Ustaz Syawir, menyuarakan keprihatinan mendalam atas penutupan TPQ tersebut.
Baca Juga: Uji Performa Nokia N75 Max 5G: Kamera Kelas Atas, Baterai Tahan Lama!
Ia mendesak pihak-pihak terkait untuk segera menemukan solusi terbaik demi kepentingan masyarakat.
"KNPI Kota Makassar sangat prihatin dan meminta kepada pihak terkait untuk segera mencari jalan keluar. Kami mengingatkan betapa vitalnya menjaga akses pendidikan agama bagi anak-anak dan masyarakat, apalagi di tengah keterbatasan fasilitas pendidikan yang ada saat ini," tegas Ustaz Syawir pada Sabtu, 21 Juni 2025.
DPD KNPI Makassar juga menyerukan pemerintah untuk turun tangan mengawasi proses ini secara ketat, memastikan bahwa hak-hak dasar masyarakat tidak terabaikan.
Pendidikan agama, lanjut Ustaz Syawir, memegang peranan krusial dalam membentuk karakter dan moral generasi penerus.
"Penutupan TPQ ini berpotensi memberikan dampak negatif pada anak-anak yang selama ini menimba ilmu di sana.
Oleh karena itu, DPD KNPI Makassar menekankan agar setiap solusi yang diambil harus mempertimbangkan kepentingan terbaik anak-anak dan masyarakat luas," jelasnya.
Menutup pernyataannya, Ustaz Syawir menegaskan komitmen DPD KNPI Makassar untuk terus memantau perkembangan situasi ini.
Organisasi tersebut siap mengambil langkah-langkah lanjutan guna memastikan hak-hak masyarakat tetap terlindungi.