internasional

Bill Gates Ungkap Tanda-tanda Kiamat Sudah Terlihat, Singgung tentang Indonesia, Ada Apa?

Minggu, 2 Februari 2025 | 17:04 WIB
Bill Gates ungkap kiamat sudah dekat.

Selain emisi dari lemak hewani, Gates juga menyoroti minyak sawit sebagai faktor lain yang berdampak besar terhadap perubahan iklim. 

Baca Juga: Mau Ambil Kedokteran? Cek Apakah KIP Kuliah 2025 Bisa Menanggungnya

Ia menekankan bahwa masalah utama bukan pada penggunaannya, tetapi pada proses produksinya.

"Saat ini minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kita bisa menemukannya dalam berbagai produk sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, makeup, sabun mandi, pasta gigi, deterjen, deodoran, makanan hewan, susu formula, dan bahkan bahan bakar biofuel untuk mesin diesel," ungkapnya.

Gates menjelaskan bahwa kelapa sawit, yang berasal dari Afrika Barat dan Tengah, hanya dapat tumbuh subur di wilayah yang berada di garis khatulistiwa. 

Baca Juga: Kesejahteraan Desa Disebut Bisa Naik dengan Turut Menyokong Program MBG, Ada Aturan Tentang Ikut Berpartisipasi dalam Ketahanan Pangan

Hal ini menyebabkan deforestasi besar-besaran di daerah ekuator, termasuk di Indonesia dan Malaysia, untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit.

"Proses ini berdampak buruk terhadap keanekaragaman hayati dan memperburuk perubahan iklim. Pembakaran hutan melepaskan banyak emisi ke atmosfer dan meningkatkan suhu global,” jelasnya.

“Pada tahun 2018 saja, kerusakan lingkungan di Malaysia dan Indonesia menyumbang sekitar 1,4% dari total emisi global. Jumlah itu lebih besar dari seluruh emisi negara bagian California dan hampir setara dengan seluruh industri penerbangan dunia," tambah Gates.

Baca Juga: Prabowo Perjuangkan Makan Bergizi Gratis di Sekolah Sejak 2006: Anak Harus Cukup Makan!

Sayangnya, menurut Gates, minyak sawit sulit untuk digantikan karena sifatnya yang murah, tidak berbau, dan tersedia dalam jumlah melimpah. 

Selain itu, minyak sawit memiliki keseimbangan antara lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama, menjadikannya sangat serbaguna dalam industri makanan dan produk non-makanan.

"Jika lemak hewani merupakan bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat meningkatkan kualitas hampir semua makanan dan produk lainnya," tambahnya.

Baca Juga: KIP Kuliah 2025 Resmi Dibuka! Begini Cara Daftar dan Syarat Lengkapnya

Alternatif Minyak Sawit Ramah Lingkungan

Halaman:

Tags

Terkini