internasional

Rumah Mewah Seharga 146 Miliar Selamat Dari Kebakaran Dasyat AS, Siapa Pemiliknya?

Senin, 13 Januari 2025 | 12:01 WIB
(Ilustrasi) Rumah yang selamat dari kobaran api di AS ini diperkirakan bernilai US$ 9 juta atau sekitar Rp 146 miliar.

Ia menjelaskan bahwa rumahnya dirancang tahan terhadap gempa bumi dan api, dengan dinding semen dan batu, atap tahan api, dan tiang pancang yang kuat.

Baca Juga: Miris! Tiga Kepala SMP Terseret Skandal Keuangan Dana BOS, Modus Mark Up Biaya Soal Ujian

Walaupun sudah dipersiapkan untuk guncangan gempa, kebakaran justru menjadi ancaman yang tidak terduga bagi rumahnya. Menurut Steiner, rumahnya selamat berkat atap tahan api dan plester dinding yang baik.

Ia mengungkapkan bahwa selama ini ia lebih khawatir dengan ancaman gempa bumi daripada kebakaran, namun akhirnya kebakaran lah yang menjadi masalah terbesar.

Meskipun merasa beruntung rumahnya selamat, ia tetap merendah dan mengatakan bahwa kebanyakan rumah di sekitarnya tidak seberuntung rumahnya yang masih utuh.

Baca Juga: Duka Dunia Hiburan! Aktor Sinetron Kolosal ini Tewas Ditikam, Pelaku Penikaman Masih Dalam Pengejaran

Steiner juga menyampaikan rasa simpatinya terhadap para korban kebakaran lainnya yang kehilangan rumah mereka.

Meskipun banyak orang mengirimkan pesan untuk menghibur dan mendoakan keselamatannya, ia dengan rendah hati meminta agar doa lebih baik diberikan untuk mereka yang kehilangan harta benda, bukan untuk dirinya.

Ia mengatakan bahwa ini bukan sesuatu yang patut disyukuri, mengingat banyak orang yang lebih membutuhkan perhatian dan doa.

Baca Juga: Juru Parkir Viral di Media Sosial, Patok Tarif Selangit Bikin Warganet Geram

Dengan kepedulian yang besar terhadap sesama, Steiner menunjukkan bahwa meskipun dirinya selamat dari musibah, ia tidak melupakan para korban yang lebih membutuhkan.

Sikap rendah hati ini menambah penghormatan masyarakat terhadapnya, selain prestasinya di dunia pendidikan.

Keajaiban yang terjadi pada rumahnya di Malibu ini, bagi Steiner, hanyalah sebuah anugerah yang tak seharusnya menjadi pusat perhatian, mengingat lebih banyak orang yang lebih membutuhkan uluran tangan di saat bencana.***

 

Halaman:

Tags

Terkini