Sulawesinetwork.com - Komunitas seniman dan pegiat seni rupa Makassar menuntut audit dana publik dan pengembalian esensi seni rupa pada perhelatan Makassar Biennale.
Tuntutan ini mengemuka dalam diskusi terbuka yang diselenggarakan di Gedung Sao Panrita, Makassar, pada Jumat, 25 Juli 2025, dan Jumat, 1 Agustus 2025.
Diskusi tersebut mengungkapkan kekhawatiran para seniman terhadap penyelenggaraan Makassar Biennale yang dinilai telah menyimpang dari tujuannya.
Kritik utama menyoroti pergeseran fokus dari pameran seni rupa menjadi ajang penelitian, literasi, dan dokumentasi.
Baca Juga: Dua Putra Anggota Polres Bulukumba Lulus Akmil, Kapolres Ucapkan Selamat
Firman Jamil, seorang seniman senior, menyatakan bahwa Makassar Biennale yang dimulai sejak 2015 seharusnya bertujuan memajukan seni rupa Makassar.
Ia mengkritik bahwa karya seni rupa yang ada terkesan hanya sebagai pelengkap dan tidak digarap secara serius.
Irfan Palippui, pengawas Yayasan Makassar Biennale, mengidentifikasi dugaan penyimpangan dalam pengelolaan dana publik program Indonesiana.
Baca Juga: Gerindra dan PDIP Ganti Sekjen, Tunjuk 'Anak Ideologis' Prabowo dan Hindari Penumpang Gelap
Dana senilai miliaran rupiah yang seharusnya dikelola oleh Yayasan Makassar Biennale diduga diajukan dan dikelola oleh lembaga Tanahindie.
Irfan menyatakan bahwa praktik ini merupakan bentuk penyimpangan prosedur yang merugikan kepentingan publik. Dia menuntut transparansi penuh dan pertanggungjawaban yang jelas atas penggunaan dana tersebut.
Baca Juga: Ari Lasso Kenalkan Kekasih Baru, Ungkap Perjalanan Cinta yang Penuh Perjuangan
"Ini adalah pelanggaran terhadap amanah publik yang tidak dapat ditolerir," tegas Irfan. Dia menekankan bahwa dana publik harus dikelola sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan dan oleh lembaga yang berwenang.
Selain itu, dugaan pelanggaran etika dan hukum juga mencuat. Jimpe, direktur pelaksana Makassar Biennale, dituding melakukan pengambilalihan yayasan secara sepihak dan menunjuk istrinya sendiri sebagai kurator pada tahun 2021, meskipun kompetensinya di bidang seni rupa diragukan.