info-sulawesi

Darurat Lingkungan! Kohati HMI Bulukumba Serukan Reforestasi: Solusi Berkelanjutan di Tengah Ancaman Krisis

Minggu, 15 Juni 2025 | 16:54 WIB
Nadia Arsyad, Sekretaris Kohati Hmi Cabang Bulukumba

Sulawesinetwork.com – Di tengah hiruk-pikuk agenda pembangunan dan percepatan ekonomi tahun 2025, sebuah suara lantang dari Sekretaris Kohati HMI Cabang Bulukumba, Nadia Arsyad, mengingatkan kita tentang ancaman nyata yang tak kalah genting: krisis lingkungan.

Pembangunan yang mengabaikan keseimbangan alam, tegasnya, hanya akan mempercepat kehancuran.

"Isu-isu seperti kesenjangan ekonomi, kualitas pendidikan, pemerataan infrastruktur, dan transformasi digital memang penting. Namun, krisis lingkungan kini menjadi ancaman nyata yang tidak bisa lagi dipandang sebelah mata," ujar Nadia.

Baca Juga: Wawali Parepare Hermanto Pasennang Merapat ke PAN: Gebrakan Elektoral PAN Sulsel Jelang 2029!

Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir, telah menyaksikan serangkaian peringatan alam.

Banjir bandang, kekeringan ekstrem, suhu yang makin panas, dan kualitas udara yang memburuk adalah bukti nyata kesalahan kita dalam memperlakukan bumi.

Ironisnya, fenomena ini terjadi bersamaan dengan pesatnya industri ekstraktif, khususnya tambang nikel, di wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, dan Raja Ampat.

Baca Juga: Mensos Tegaskan PKH Ujung Tombak Kesejahteraan: Pendamping Diminta Jadi Agen Perubahan!

Nadia menyoroti dampak mengerikan dari aktivitas pertambangan yang abai terhadap daya dukung lingkungan.

"Daerah-daerah ini, yang dulu dikenal kaya keanekaragaman hayati dan sumber daya alam, kini menghadapi tekanan luar biasa."

Kerusakan lingkungan akibat tambang nikel tak hanya sebatas hutan gundul atau laut tercemar.

Baca Juga: Kabar Gembira! PPPK Tahap 2 Dipastikan Diangkat Tahun Ini, Berikut Jadwal Pengumuman

Ini menyangkut nasib masyarakat lokal yang kehilangan ruang hidup, mata pencarian, dan akses air bersih.

Kerusakan tanah, pencemaran air oleh logam berat, hilangnya habitat alami, bahkan abrasi pesisir akibat reklamasi dan eksploitasi tak terkendali adalah jejak panjang yang ditinggalkan.

Halaman:

Tags

Terkini