Darurat Lingkungan! Kohati HMI Bulukumba Serukan Reforestasi: Solusi Berkelanjutan di Tengah Ancaman Krisis

photo author
- Minggu, 15 Juni 2025 | 16:54 WIB
Nadia Arsyad, Sekretaris Kohati Hmi Cabang Bulukumba
Nadia Arsyad, Sekretaris Kohati Hmi Cabang Bulukumba

Laporan ilmuwan dunia mengamini kekhawatiran ini: suhu global terus meningkat sejak Revolusi Industri akibat aktivitas manusia.

Polusi dari industri, kendaraan, dan pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer.

Baca Juga: Horor Politik di Minnesota: Anggota DPR Demokrat Ditembak Mati, Pelaku Buron dengan Daftar 70 Target!

"Dampaknya bisa kita rasakan langsung: cuaca makin tidak menentu, hujan ekstrem datang tiba-tiba, sementara musim kemarau terasa lebih panjang dan menyiksa," jelas Nadia.

Pencemaran lain pun tak kalah serius. Limbah industri yang dibuang sembarangan mencemari sungai dan laut, meracuni sumber air masyarakat.

Udara di kota-kota besar semakin sesak oleh asap kendaraan dan pabrik, memicu gangguan kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia.

Baca Juga: Presiden Prabowo Turun Tangan! Sengketa 4 Pulau Aceh-Sumut Segera Temukan Titik Terang

Reforestasi dan Pergeseran Paradigma: Tanggung Jawab Bersama Menuju Keberlanjutan

"Lantas, apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi sekarang?" tanya Nadia, mengajak semua pihak berefleksi.

Membenahi lingkungan bukanlah tugas pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama.

Baca Juga: Suami Istri di Bulukumba Ditangkap Karena Edarkan Sabu

Nadia menyerukan pergeseran ke arah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, termasuk pemanfaatan energi bersih seperti matahari dan angin, pengelolaan limbah yang bijak, daur ulang, serta pengurangan pembakaran dan penimbunan sampah.

"Pendeknya, kita butuh pendekatan baru dalam berpikir dan bertindak—yang tidak hanya mengejar untung ekonomi, tapi juga memperhitungkan dampak jangka panjang terhadap alam dan generasi selanjutnya," tegasnya.

Pendidikan lingkungan juga menjadi kunci. Masyarakat harus memahami bahwa menjaga alam bukan hanya urusan aktivis atau akademisi.

Gerakan sederhana seperti menanam pohon, mengurangi sampah plastik, atau memilih produk ramah lingkungan bisa membawa perubahan besar jika dilakukan secara kolektif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sytha AR

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X