info-sulawesi

Petugas Portal Pantai Marina Polisikan Rombongan Prof NA, Dianiaya Jelang Kampanye Paslon 01 UJI-SAH

Minggu, 6 Oktober 2024 | 12:01 WIB
Laporan korban penganiayaan massa kampanye.

Sulawesinetwork.com - Aprianto Putra, petugas Pantai Marina Bantaeng, tidak pernah menyangka akan berurusan dengan mantan Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah (NA) yang pernah dijerat KPK.

Pria yang bekerja sebagai penjaga portal kawasan wisata Pantai Marina ini, mengalami luka memar di pelipis setelah dipukul salah satu anggota rombongan Prof NA yang akan masuk ke Pantai Marina untuk mengikuti kampanye paslon cabup Bantaeng 01, Fathul Fauzi Nurdin-Sahabuddin (UJI-SAH) pada Sabtu (5/10/2024), sekitar pukul 13.00 WITA.

Aprianto Putra telah melaporkan penganiayaan yang dideritanya ke Polres Bantaeng dengan nomor laporan: LP/B/362/X/2024/SPKT/POLRES BANTAENG/POLDA SULAWESI SELATAN tertanggal 5 Oktober 2024 pukul 16.23 WITA.

Baca Juga: Dampingi Pimpinan YW UMI, Pj Bupati Bantaeng Tinjau Pembangunan Kampus di Pa'jukukang

Menurut kronologi laporan polisi, kasus penganiayaan terjadi di Kawasan Pantai Marina, Kecamatan Pa'jukukang, Sabtu (5/10/2024) sekitar jam 13.00 WITA. Kejadian bermula saat massa Prof NA pendukung paslon 01 UJI SAH memaksa masuk ke dalam obyek wisata tanpa harus membayar retribusi sesuai peraturan.

Kepala UPT Kawasan Pantai Marina, Muhammad Arif membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, saat itu, ada rombongan mengenakan atribut paslon nomor urut 01 UJI SAH berkonvoi ingin masuk ke pantai Marina. Pihaknya sesuai aturan, meminta massa kampanye untuk membayar retribusi masuk.

"Awalnya ada massa pendukung paslon 01 datang dan mau masuk. Tentu kami hadang karena ada ketentuan tentang retribusi yang tertuang dalam Perda Bantaeng Nomor 5 tahun 2013. Kemudian saya katakan ke massa, bisa lewat asal ada penanggung jawab. Mereka bilang tunggu Pak Prof (Nurdin Abdullah)," kata M Arif.

Baca Juga: HUT TNI ke 79, Pjs Bupati Bulukumba Serahkan Tumpeng kepada Dandim 1411

Beberapa saat kemudian, Prof NA yang dating turun dari mobil dan berjalan kaki ke arah pos portal retribusi.

"Kemudian datang Pak Prof. Dia langsung datang ke saya dan bertanya kenapa ditahan? Saya jawab, ada ketentuannya Pak, ada retribusinya. Jadi Pak Prof bilang, buka dan hitung. Tapi karena banyaknya massa, tidak bisa kita hitung secara detail karena banyak yang menerobos. Itu pun kendaraan sekitar 100 mobi, tidak bisa kami hitung orangnya karena tertutup semua kaca mobilnya," paparnya.

Menurut M Arif, pemicu penganiayaan lantaran massa yang datang tersulut dengan pernyataan Prof NA yang tak lain orang tua dari Cabup Bantaeng 01 Uji yang akan berkampanye di sana, bahwa Pantai Marina buatannya.

Baca Juga: Debat Kandidat Pilgub Sulsel Maksimal 2 Kali, KPU Klaim Tetap akan Berkualitas

Massa yang tidak terima diminta membayar, kemudian melakukan pengancaman dan penganiayaan kepada petugas loket bernama Aprianto Putra sehingga mengalami memar di pelipis kanan.

"Pelipis kanannya memar dan sudah divisum di rumah sakit, serta kami telah melaporkan kejadian tersebut di Polres Bantaeng," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini