Sulawesinetwork.com – Aroma busuk korupsi aset negara kembali tercium di Lampung, kali ini melibatkan lahan strategis milik Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag).
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung telah berhasil membekuk seorang tersangka baru, TSS, yang diduga menjadi otak sekaligus pemodal utama dalam transaksi ilegal penjualan lahan di Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Penahanan TSS pada Senin, 30 Juni 2025, menandai babak baru dalam upaya Kejati membongkar sindikat korupsi yang merugikan negara puluhan miliar rupiah.
Kasus ini semakin mencengangkan dengan terungkapnya modus operandi yang licik: penggunaan dua identitas berbeda, salah satunya dipastikan palsu, untuk memuluskan transaksi ilegal.
Penyidik menduga, pemalsuan identitas ini merupakan bagian dari skenario terorganisir untuk mengakali proses jual beli lahan yang jelas-jelas melanggar hukum.
"Penyidikan masih terus dikembangkan untuk mengungkap aktor-aktor lain yang terlibat," ujar perwakilan Kejati Lampung dalam keterangan resminya, Selasa, 1 Juli 2025.
Baca Juga: Dinsos Makassar dan Satpol PP BKO Tertibkan Manusia Silver hingga Gepeng di Jalanan
"Kami sedang mengumpulkan alat bukti tambahan untuk memperkuat perkara ini hingga ke akar-akarnya."
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Kejati tak akan berhenti pada TSS, melainkan akan terus memburu siapa pun yang terlibat, tak peduli seberapa besar nama atau jabatannya.
Angka kerugian negara dalam kasus ini sungguh membuat geleng-geleng kepala. Berdasarkan audit Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung, nilai kerugian ditaksir mencapai angka Rp 54,4 miliar.
Jumlah fantastis ini muncul karena lahan yang menjadi objek korupsi dinilai sebagai aset negara yang sangat strategis dan seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan publik, bukan malah diperjualbelikan secara ilegal untuk keuntungan pribadi atau kelompok.
Sejauh ini, penyidik Kejati Lampung telah memeriksa sekitar 50 saksi, termasuk mereka yang diduga terlibat langsung maupun tidak langsung dalam skandal ini.