entertainment

Mengenang Titiek Puspa: Ketika Keharumannya di Era 60-an Setara The Beatles, Kini Sang Pahlawan Seni Telah Tiada

Jumat, 11 April 2025 | 15:35 WIB
Potret musisi legendaris Tanah Air, Titiek Puspa yang berpulang ke sisi-Nya pada Kamis, 10 April 2025. (Instagram.com/@prabowo)

Soekarno memandang fenomena 'demam' musik Barat ini sebagai bagian dari kekuatan neo-kolonialisme dan imperialisme (Nekolim) yang dapat menggerogoti kedaulatan budaya Indonesia.

Sebagai respons, beliau membentuk The Lensoist sebagai wadah untuk mempopulerkan kembali seni tradisional Indonesia, khususnya musik lenso, sebagai tandingan pengaruh Barat.

Baca Juga: Maaf Diberi, Keadilan Tetap Dicari: Keluarga Korban Pemerkosaan di RSHS Tegaskan Proses Hukum Harus Lanjut

Dalam upaya memperkenalkan kekayaan seni budaya Indonesia ke kancah internasional, Titiek Puspa bersama anggota The Lensoist lainnya kerap kali mendampingi lawatan kenegaraan Soekarno ke berbagai negara, mulai dari Amerika Serikat (AS), Belanda, hingga Prancis.

Di sana, mereka tampil memukau dalam pertunjukan musik lenso, memukau para penonton dengan keunikan dan keindahan seni tradisional Indonesia.

Sayangnya, upaya mulia untuk membesarkan musik lenso dan seni tradisional lainnya perlahan meredup seiring dengan transisi kekuasaan ke era Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.

Baca Juga: Tradisi Penyambutan Kedatangan Kapolres Baru di Bulukumba: Pedang Pora, Angngaru, hingga Tari Pa'duppa Sambut AKBP Restu Wijayanto

Kebijakan ‘De-Soekarnoisasi’ yang gencar dilakukan oleh rezim Orde Baru secara sistematis menghapus segala hal yang berkaitan dengan Soekarno, termasuk gerakan di bidang budaya yang pernah beliau inisiasi.

Kini, Titiek Puspa telah berpulang. Namun, jejak langkahnya sebagai seorang seniman yang gigih memperjuangkan identitas budaya bangsa, bahkan di masa popularitasnya setara dengan bintang-bintang dunia seperti The Beatles, akan terus dikenang.

Kisahnya adalah pengingat akan pentingnya memiliki pahlawan seni yang berani berdiri di garda terdepan pelestarian warisan budaya di tengah gempuran pengaruh asing. Selamat jalan, Eyang Puspa. Karya dan dedikasimu akan selalu abadi.(*)

Halaman:

Tags

Terkini