Ini terjadi, setelah dia menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan berhasil meraih pangkat sebagai Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Tak lama setelah itu, Krishna Murti pun naik jabatan sebagai Kapolsek Metro Penjaringan, Jakarta Utara.
Selama kurang lebih 3 tahun, ayah dari dua orang anak ini berhasil meraih bunga pertamanya, dan menjabat sebagai Wakil Kapolres Depok.
Semasa menjabat sebagai Wakapolres Depok, dia kembali meneruskan pendidikannya di Sekolah Pimpinan (Sespim) dan lulus pada tahun 2009.
Singkat cerita, karirnya tiba-tiba melejit tatkala dirinya mulai menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Masih terekam jelas bagaimana gagahnya seorang Krishna Murti, tatkala menumpas teror bom yang melanda kawasan Sarinah, bilangan Thamrin, Jakarta Pusat, pada tahun 2016 lalu.
Pada masa inilah, jargon “Turn Back Crime” makin dikenal luas oleh masyarakat, berkat dirinya.
Kasus besar yang pernah ditangani olehnya, tidak hanya berhenti di situ saja.
Nama Krishna Murti jadi makin tersohor, sejak dirinya beberapa kali mendapat undangan di layar kaca, saat kasus Kopi Sianida Mirna Salihin mencuat.
Dari jabatan sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya, dia kemudian dipromosikan sebagai Wakapolda Lampung, sekaligus mendapatkan bintang pertama di pundaknya.
Akan tetapi, lagi-lagi jabatan tersebut tidak lama diemban olehnya, setelah dia kembali mendapat promosi jabatan sebagai Kepala Bagian Pengembangan Kapasitas Biro Misi International, Divhubinter Polri.
Setahun setelah duduk di jabatan tersebut, Krishna Murti kemudian dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Kepala Divisi Biro Misi Internasional, Divhubinter Polri.
Kekayaan yang Dimiliki
Adapun perihal harta kekayaan yang menjadi miliknya, masih belum terekspos di hadapan publik.
Apalagi hingga saat ini, belum ada pemberitaan tentang harta kekayaan yang telah dia laporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
