ragam

Debu Gabah, Suara Mesin Tua Dan Harapan Baru, Sepenggal Cerita Seorang Penggiling Padi

Sabtu, 12 Juli 2025 | 13:34 WIB
(Ilustrasi) Penggiling Padi. (1st)

Mereka sibuk dengan layar ponsel, lebih tertarik jadi konten kreator daripada belajar menyetel mesin pecah kulit. Mereka tak melihat bahwa beras bukan sekadar hasil akhir, tapi jejak panjang dari tanah, keringat, dan cinta.

Baca Juga: Konvoi Brutal Berujung Bui: Empat Anggota Perguruan Silat Ditangkap Usai Keroyok Warga di Bandung

Suatu sore, seorang anak muda bertanya, "Kenapa masih bertahan, Pak? Bukankah di kota ini sudah banyak penggiling padi yang lebih lebih cepat dan modern?"
Pak Mamat hanya tersenyum.

Matanya menatap karung-karung beras yang tersusun rapi. Lalu dengan tenang ia berkata:
"Beras itu bukan cuma makanan. Di baliknya ada keringat petani, cinta keluarga, dan suara mesin yang tak mau berhenti meski dunia berubah. Tapi kalau tak ada yang mau mendengarkan lagi, mungkin suatu hari suara itu akan benar-benar hilang..."

Dan senja sore itu, suara mesin tua kembali menyala. Bukan karena tenaganya, tapi karena harapan yang belum padam.***

Halaman:

Tags

Terkini