Pelaku Wisata Raja Ampat Angkat Bicara: Tolak Tambang Nikel, Selamatkan Surga Bahari!

photo author
- Jumat, 13 Juni 2025 | 21:45 WIB
Pelaku wisata bicar soal tambang nikel di Raja Ampat. (suara.com)
Pelaku wisata bicar soal tambang nikel di Raja Ampat. (suara.com)

Sulawesinetwork.com - Isu panas mengenai aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, terus memanas. Para pelaku industri pariwisata di surga bahari ini mulai menyuarakan kekhawatiran mereka.

Aktivitas tambang nikel yang masif dikhawatirkan mengancam kelangsungan ekowisata Raja Ampat, terutama kawasan geopark yang diakui dunia.

Valentine Mamelas, pegiat wisata dari Travel Jalan Jalan Raja Ampat, tak bisa menyembunyikan kecemasannya.

Baca Juga: DPRD Bulukumba Terima Aspirasi Soal Makanan Bergizi di Sekolah yang Basi

"Kalau sejauh ini kondisi di tempat wisata kami masih oke, belum ada yang kena pertambangan," ujarnya awak media, Kamis (12/6).

Namun, ia menegaskan protes keras mereka terhadap aktivitas tambang di Pulau Kawe, yang jaraknya sangat dekat dengan ikon pariwisata Raja Ampat, Pulau Wayag.

"Nah itu yang kami complain, karena kami takut akan terkena dampak ke kami seperti itu, ke tempat wisata Wayag dan sekitarnya," jelasnya.

Baca Juga: DPRD Bulukumba Terima Kunjungan Komisi B DPRD Sulsel: Perkuat Sinergi Demi Pembangunan Daerah

Valentine dan rekan-rekan pelaku wisata khawatir limbah atau buangan dari pertambangan nikel akan mencemari ekosistem, termasuk ikan-ikan serta terumbu karang yang menjadi daya tarik utama Raja Ampat.

Mereka juga takut jika wilayah pertambangan diperluas hingga ke area wisata, akan sangat memengaruhi kegiatan pariwisata.

Perang Melawan Hoaks dan Ancaman Nyata

Baca Juga: Alarm Merah dari Sungai Balantieng: Ikan Lokal Tercemar Mikroplastik, Ancaman Nyata di Piring Warga!

Di tengah perjuangan ini, Valentine menyayangkan munculnya foto-foto AI (Kecerdasan Buatan yang menggambarkan Raja Ampat sudah rusak.

"Jadinya, gara-gara foto AI itu, orang berpikir kalau Raja Ampat itu sudah jelek... Itu yang kami sayangkan," keluhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muh Akbar Syam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X