Sulawesinetwork.com – Presiden Prabowo Subianto tak menahan diri dalam pidato penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025 di Solo pada Minggu, 20 Juli 2025.
Di hadapan kader muda PSI, Prabowo menyinggung isu "Kabur Aja Dulu" yang ramai diperbincangkan, menegaskan bahwa itu adalah rekayasa yang didanai oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab, bahkan koruptor.
Prabowo mengawali pidatonya dengan memuji PSI sebagai partai yang berani berinovasi, terutama dengan banyaknya kader muda yang akrab dengan teknologi.
"Saudara berani menggunakan teknologi-teknologi yang baru, ingat, rakyat Indonesia di tahun 2025 ke depan bukan rakyat Indonesia tahun 90-an," ujar Prabowo.
Ia menekankan bahwa di era serba digital ini, masyarakat Indonesia semakin cerdas membedakan pemimpin yang benar dan yang tidak.
"Rakyat Indonesia punya gadget semua, rakyat Indonesia menangkap siapa pemimpin yang benar dan siapa yang tidak benar," imbuhnya.
Baca Juga: BKN Terapkan Standar Layanan Ini, untuk Digitalisasi dan Akselerasi Manajemen Talenta ASN
Namun, di tengah kemajuan teknologi, Prabowo menyoroti sisi gelapnya. Ia mengungkapkan kekesalannya terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesimisme di masyarakat.
"Memang ada usaha tadi menggunakan teknologi, menggunakan uang, menggunakan sosmed, membayar pakar-pakar nyinyir, menghidupkan pesimisme, saya geleng-geleng kepala," tambahnya, menyoroti praktik tidak etis yang kerap terjadi di ruang digital.
Dengan nada berapi-api, Prabowo secara spesifik menyoroti ajakan "Indonesia gelap, kabur aja deh, kabur aja lu."
Baca Juga: Respons Cepat Dinkes Sinjai Kunjungi Warga Viral yang Ditandu Akibat Akses Jalan Rusak
Ia mempertanyakan balik para penyebar pesan tersebut. "Emang gampang lu di situ, di luar negeri, di mana lu, lu dikejar-kejar di situ," ujarnya, mengisyaratkan bahwa pelarian tidak akan menyelesaikan masalah.
Puncak dari pidato Prabowo adalah klaimnya yang mengejutkan. Ia dengan tegas menyatakan bahwa seruan-seruan pesimistis dan ajakan untuk membuat gaduh di Indonesia adalah hasil rekayasa.