Sulawesinetwork.com - Optimisme terhadap pasar mobil listrik di Indonesia tampaknya masih menghadapi tantangan serius.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) untuk Mei 2025 menunjukkan performa penjualan yang justru melambat.
Angka ini cukup mengejutkan, mengingat gempuran insentif pajak dari pemerintah yang bertujuan mendongkrak pasar.
GAIKINDO mencatat total penjualan wholesale mobil listrik Battery Electric Vehicle (BEV) pada Mei 2025 sebesar 6.391 unit, angka itu turun 13,63 persen secara bulanan.
Penurunan ini terjadi di tengah berbagai stimulus yang diberikan pemerintah, mengindikasikan bahwa daya serap pasar masih belum optimal.
Dominasi Impor BYD dan Keterbatasan Produksi Lokal
Baca Juga: Tekad Kuat demi Bulukumba: Kepala OPD Siap Mundur Jika Tak Capai Target Kinerja
Meskipun pasar melambat, persaingan di puncak penjualan tetap ketat, dengan grup BYD dari China menjadi pemimpin pasar di segmen BEV.
Namun, fakta yang cukup ironis adalah hampir seluruh penjualan BYD di Indonesia berasal dari impor utuh yang dikapalkan langsung dari China, bukan hasil produksi lokal yang diharapkan mampu menggerakkan industri dalam negeri.
Model BYD Sealion 7 masih kokoh di posisi pertama dengan penjualan 1.232 unit pada Mei.
Baca Juga: Kabar Baik! Wacana Kenaikan Gaji PNS, TNI, dan Polri Mencuat Usai Terbitnya Perpres RPJMN 2025-2029
Namun, angka ini sebetulnya juga turun signifikan, mencapai 31,28 persen dibanding bulan sebelumnya.
Di posisi kedua, lagi-lagi diduduki Grup BYD dengan MPV listrik BYD M6 yang terjual 1.184 unit, disusul merek premium mereka, Denza D9, sebanyak 630 unit.