Meski hanya tinggal di puncak gunung dengan fasilitas sederhana, Mbok Yem telah memberi arti lebih pada perjalanan spiritual dan fisik para pendaki.
Kebanyakan orang tua memilih tinggal nyaman bersama anak-cucu di rumah saat usia senja. Namun tidak dengan Mbok Yem.
Ia justru memilih menetap di gunung, menyatu dengan alam, sambil melayani tamu-tamunya yang datang dari seluruh penjuru negeri. Ia hanya pulang sesekali, biasanya saat hari raya Idulfitri.
Kini, setelah puluhan tahun mengabdi di ketinggian, Mbok Yem akhirnya berpulang. Ia telah memutuskan untuk menghabiskan sisa usianya bersama keluarga sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir. (*)