"Tapi nggak boleh bawa suami atau siapapun pas periksa," tandas korban dalam pesannya.
Deretan pengakuan ini tentu menambah daftar panjang dugaan kejahatan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter tersebut.
Iming-iming pemeriksaan gratis dan larangan membawa pendamping saat periksa semakin menguatkan indikasi adanya niat buruk yang tersembunyi di balik praktik medisnya.
Masyarakat Garut dan warganet kini semakin geram dan menuntut tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini serta melindungi para korban lainnya yang mungkin masih belum berani Speak Up. (*)