Kedisiplinan dalam berlalu lintas di perlintasan sebidang, menurut Zainul, adalah kunci utama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
"Keselamatan berlalu lintas di perlintasan sebidang adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab KAI dan pemerintah daerah setempat. Termasuk pengguna jalan raya di perlintasan sebidang," tegasnya.
Baca Juga: Dari PhD Jepang ke Parlemen Lokal: Jejak Intelektual Dan Pengabdian Doktor Supriadi
Kepala Polres Magetan, AKBP Pangeran Erik Bagun Perkasa, memberikan keterangan lebih lanjut mengenai jumlah korban dan kronologi awal kejadian.
"Korban ada tujuh orang, empat meninggal dunia, tiga luka berat. Untuk korban kita evakuasi ke RSU Sayidiman dan RS TBI AU Iswahjudi," jelas AKBP Pangeran Erik.
Lebih lanjut, Kapolres Magetan memaparkan dugaan kronologi sesaat sebelum tragedi terjadi.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Tantang KPAI: Turun ke Lapangan, Jangan Hanya Kritik dari Jauh!
"Kronologis awal, tadi ketika KA Matarmaja melintas, itu palang pintu perlintasan sudah ditutup. Kemudian oleh petugas, palang pintu dibuka ketika KA tersebut melintas," ungkapnya.
Ironisnya, setelah palang pintu dibuka, tujuh kendaraan roda dua yang telah menunggu giliran melintas justru berhadapan dengan maut.
"Saat sudah terbuka, kendaraan-kendaraan tujuh unit yang sudah menunggu tadi itu melintas, dan ternyata ada kereta lagi yang melintas yakni KA MAlioboro Ekspres dan terjadilah kecelakaan," pungkasnya dengan nada duka.
Baca Juga: Generasi Sadar Lalu Lintas Sejak Bangku SMP: Polres Bulukumba Gencar Sosialisasi Keselamatan
Tragedi di Magetan ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya kehati-hatian dan kepatuhan terhadap aturan di perlintasan kereta api.
Semoga para korban diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Sementara itu, investigasi mendalam diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini dan menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tak terulang kembali.(*)
