Sulawesinetwork.com - Dalam buku terbarunya yang bertajuk "Dari Ph.D Jepang Ke Parlemen Lokal", anggota DPRD Bulukumba, Dr. Supriadi, S.P., M.Si., membagikan kisah inspiratif tentang perjalanan hidup dan karier politiknya.
Buku ini bukan sekadar biografi, melainkan catatan reflektif seorang akademisi yang memilih jalur pengabdian melalui parlemen.
Ditulis antara Oktober hingga Januari 2025, buku ini menawarkan pandangan mendalam tentang alasan dan nilai yang melatarbelakangi keputusannya terjun ke dunia politik.
Baca Juga: Cek Pencairan Dana KIP PIP Tahap 2 Tahun 2025 Secara Online
Lahir di Bulukumba pada 26 Mei 1990, Supriadi tumbuh dalam keluarga sederhana dari pasangan Herman Ahmad dan Asmi.
Ia menempuh pendidikan dasar di SDN 261 Bilamporoa, melanjutkan ke MTsN 4 Bulukumba, dan kemudian SMA Negeri 1 Bulukumba.
Semangat belajarnya membawanya hingga ke Universitas Hasanuddin (Unhas), kemudian Institut Pertanian Bogor (IPB), dan akhirnya meraih gelar doktor di Ugas Ehime University, Jepang.
Baca Juga: Drama Lisa Mariana vs Ridwan Kamil Berlanjut! Sidang Perdana Gugatan Perdata Digelar, Tuntut Tanggung Jawab!
Dalam bukunya, Supriadi menegaskan bahwa politik bukanlah ruang eksklusif untuk kalangan tertentu.
Ia menulis, “Politik bukan hanya panggung bagi segelintir orang, tetapi ruang bagi siapa saja yang ingin mengabdi untuk perubahan yang lebih baik.” Gagasan ini menjadi benang merah dalam seluruh isi buku menampilkan politik sebagai arena perjuangan moral, bukan semata ambisi kekuasaan.
Pengalaman akademis di Jepang turut membentuk perspektif Supriadi dalam memandang tantangan daerahnya.
Baca Juga: Sidang Perdana Gugatan Lisa Mariana: Ridwan Kamil Absen, Janji Kehadiran Dipertanyakan
Ia banyak merenungkan bagaimana nilai-nilai kedisiplinan, kerja keras, dan dedikasi yang ia temui di Jepang bisa diterapkan dalam sistem politik lokal.
Dengan latar belakang keilmuan yang kuat, Supriadi melihat politik sebagai jalan untuk mewujudkan ide-ide besar yang berpihak pada masyarakat.
Selain berbicara tentang jalur pendidikannya, buku ini juga menyuguhkan sisi personal Supriadi sebagai seorang suami dan ayah.
Baca Juga: Misi Khusus Prabowo di Vatikan: Cak Imin Bertemu Paus Leo XIV, Sampaikan Pesan Penting di Hari Pelantikan!
Ia menikah dengan St. Aisyah Haderus dan dikaruniai tiga anak, Keinara Putri Abidah, Muh. Mushab Faid, dan Sawayaka Dewinda Rumi.
Kehadiran keluarga menjadi penyemangat utama dalam setiap langkah pengabdiannya.
Menjadi anggota DPRD bukanlah sesuatu yang ia rencanakan sejak awal.
Baca Juga: Menggetarkan Jiwa, Membara Semangat: 3 Puisi Perjuangan yang Wajib Bergema di Harkitnas 2025
Namun, dorongan hati untuk membawa perubahan di tanah kelahirannya membuat Supriadi berani meninggalkan zona nyaman akademik dan masuk ke dunia politik praktis.
Keputusannya ini disambut berbagai respons, dari dukungan penuh hingga keraguan.
Tapi ia tetap yakin bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah pertama.
Baca Juga: Terjawab! Ini Alasan Pemerintah Tahan Penyaluran Beras Murah Bulog dan Bansos 10 Kg
Buku ini juga menggambarkan proses adaptasi Supriadi dari dunia akademik yang tenang ke medan politik yang penuh dinamika.
Ia tidak menutupi tantangan dan gesekan yang dialami, tetapi justru menggunakannya sebagai pelajaran berharga untuk terus tumbuh sebagai pemimpin yang berintegritas.
Dengan gaya bahasa yang jujur dan mengalir, buku ini menjadi bacaan penting bagi generasi muda, khususnya yang berasal dari daerah dan ingin memberikan kontribusi nyata.
Baca Juga: Heboh Andrew Darwis Curhat Rekening Diblokir, PPATK Ungkap 2 Cara Jitu Buka Blokir Rekening Massal Terkait Judi Online!
Supriadi membuktikan bahwa latar belakang kampung bukan penghalang untuk menembus dunia internasional, dan sebaliknya, pendidikan tinggi bukan alasan untuk melupakan kampung halaman.
"Dari Ph.D Jepang Ke Parlemen Lokal" adalah ajakan terbuka bagi siapa pun yang memiliki idealisme dan keinginan untuk berbuat.
Melalui kisah ini, Supriadi menginspirasi agar lebih banyak orang terdidik terlibat dalam proses politik, sehingga parlemen tidak hanya menjadi tempat bicara, tapi juga tempat berpikir dan bertindak.
Baca Juga: Geger Pemblokiran Rekening Massal di Medsos, PPATK Ungkap Fakta Mengejutkan di Baliknya!
Akhirnya, buku ini bukan hanya tentang perjalanan seseorang, tetapi tentang harapan akan politik yang lebih bersih, cerdas, dan berpihak pada rakyat.
Dr. Supriadi telah membuka jalan, kini giliran generasi berikutnya untuk melanjutkan.***