Sulawesinetwork.com - Rencana ambisius pemerintah untuk mendirikan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh pelosok negeri mendapat sorotan tajam dari ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad.
Menurutnya, Kopdes Merah Putih idealnya tidak dipaksakan seragam, melainkan harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi ekonomi unik yang dimiliki oleh masing-masing desa.
"Ada desa-desa yang memang berbasis komoditi pertanian, atau ada desa-desa yang memang fokus pada perdagangan misalnya sembako dan sebagainya. Tetapi ada juga desa yang masuk ke usaha simpan pinjam. Ini beragam bisnisnya, karena kalau semua hal dilakukan, itu butuh kecakapan yang luar biasa," ujar Tauhid menekankan pentingnya spesialisasi sesuai kekuatan lokal.
Tauhid berkaca pada pengalaman Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi desa yang sudah ada. Meskipun mendapatkan suntikan modal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), tidak mudah bagi mereka untuk sukses di berbagai lini usaha sekaligus.
"Misalnya, dalam setahun itu seingat saya Rp 100 juta-Rp 200 juta. Yang benar-benar BUMDes-nya berhasil itu masih relatif sedikit, dibandingkan total seluruh hal itu memang kerjanya adalah mengoptimalkan potensi desa untuk aktivitas ekonomi. Di koperasi itu belajar dari BUMDes, walaupun ini adalah untuk anggota yang terlibat," terangnya, menyoroti tantangan optimalisasi potensi desa.
Oleh karena itu, Tauhid menyarankan agar pilihan bisnis Kopdes Merah Putih didasarkan pada potensi riil yang bisa digerakkan di daerah. Ragam sektor seperti pertanian, perdagangan, hingga simpan pinjam bisa menjadi pilihan.
"Tetapi juga yang sifatnya mungkin jasa, ada beberapa contoh jasa wisata desa, kemudian penyewaan alat, dan sebagainya. Itu mungkin yang akan tergantung nanti penggeraknya dari koperasi desa. Karena ini tidak mudah untuk yang self-sufficient menjadi jiwa bisnis," lanjutnya, menyoroti pentingnya identifikasi potensi jasa dan tantangan menumbuhkan jiwa wirausaha.
Lebih lanjut, Tauhid menekankan bahwa keberhasilan Kopdes Merah Putih sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia, terutama pengurus.
"Ini (Kopdes Merah Putih) butuh orang-orang, butuh pengurus yang memang punya jiwa wirausaha level tinggi," tandasnya.
Baca Juga: Patroli Malam Polres Bulukumba: Tekan Kriminalitas, Warga Makin Aman!
Pendapat Tauhid ini memberikan perspektif penting dalam implementasi Kopdes Merah Putih. Alih-alih menerapkan model yang seragam di seluruh desa, pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap potensi lokal akan menjadi kunci keberhasilan.
Dengan demikian, Kopdes Merah Putih diharapkan dapat benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi desa yang berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. (*)