Rupiah Terus Merosot dan Dolar Tembus Rp16.400, Mengingat Kembali BJ Habibie Berhasil Rupiah Menguat saat Masa Pemerintahannya?

photo author
- Senin, 3 Februari 2025 | 18:36 WIB
BJ Habibie sempat berhasil membuat rupiah menguat pada 1998. (instagram.com/b.jhabibie)
BJ Habibie sempat berhasil membuat rupiah menguat pada 1998. (instagram.com/b.jhabibie)

Sulawesinetwork.com - Pada Senin, 3 Februari 2025 ini, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 98 poin atau sekitar 0,60 persen, turun ke level Rp16.403 per dolar Amerika Serikat (AS) dari posisi sebelumnya di Rp16.304 per dolar AS.

Menurut data Bloomberg pada pukul 09.11 WIB di pasar spot exchange, rupiah semakin tertekan hingga turun 137 poin (0,84%) ke level Rp16.441 per dolar AS. 

Pada perdagangan terakhir hari Jumat 31 Januari 2025, rupiah juga ditutup melemah 48 poin di level Rp16.304 per dolar AS.

Baca Juga: Pedagang Eceran Gas Elpiji 3 Kg Diimbau Mendaftar Jadi Pangkalan Resmi, Simak Berbagai Keuntungannya, Termasuk Bisa Untung Jutaan Rupiah dalam Sebulan

Sementara itu, indeks dolar AS menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 1,33 poin (1,23%) hingga mencapai 109,7. 

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 4 basis poin ke level 4,52%.

BJ Habibie dan Strateginya dalam Menguatkan Rupiah

Sebelum menghadapi pelemahan seperti saat ini, Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang parah pada tahun 1998. 

Baca Juga: Selain BLT BBM, Bansos Lansia 2025 Juga Siap Cair! Cek Nama Kamu Sekarang

Kala itu, BJ Habibie, yang menggantikan Soeharto sebagai presiden, berhasil menguatkan kembali rupiah meskipun menghadapi tantangan besar.

Saat itu, nilai tukar rupiah sempat anjlok hingga Rp16.800 per dolar AS, situasi yang diperparah oleh ketidakstabilan politik. 

Krisis tersebut berujung pada runtuhnya pemerintahan Soeharto setelah 32 tahun berkuasa. Namun, kepercayaan pasar terhadap kepemimpinan penggantinya, BJ Habibie, masih rendah.

Baca Juga: Pemindahan ASN ke IKN Ditunda Sampai Waktu yang Tidak Ditentukan, Benarkah Anggarannya Kurang?

Banyak pihak, termasuk Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew, meragukan kemampuannya dalam menangani krisis ekonomi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sytha AR

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X