Sulawesinetwork.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto disebut turut memengaruhi penurunan harga beras di pasar internasional.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Banten yang digelar di Pendopo Gubernur, Serang, pada Jumat, 10 Januari 2025.
Menurut Arief, kebijakan pemerintah yang tidak mengimpor empat produk pangan, termasuk beras, memicu penurunan harga beras global.
Baca Juga: Heboh! Kepala Dinas Jadi Tersangka Pengeroyokan Warga, Akui Perbuatan dan Sampaikan Permohonan Maaf
"Beras dari beberapa negara turun mulai dari USD 640 per metrik ton, kemudian ke USD 590 hingga USD 490. Hari ini harganya sudah mendekati USD 400-an. Ini luar biasa kebijakan yang kita ambil," ujar Arief.
Selain itu, kesejahteraan petani dalam negeri juga menunjukkan tren yang sangat positif dalam rentang waktu 5 tahun terakhir.
Hal ini tercermin dari indeks Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) yang mencapai angka tertinggi dalam lima tahun terakhir, yaitu 120,30 pada Februari 2024.
Baca Juga: Berikut Kumpulan Kata-Kata Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah Yang Penuh Makna dan Berkah
Indeks tersebut menunjukkan bahwa harga yang diterima petani terus meningkat, terutama menjelang panen raya tahun ini.
Arief menambahkan bahwa stabilitas harga komoditas pangan berkontribusi terhadap terkendalinya inflasi selama dua tahun terakhir.
“Di hulu, petani kita terus berproduksi dengan harga yang baik, sementara di hilir, inflasi tetap terkendali. Tugas kami adalah memastikan penyerapan hasil panen petani sesuai arahan Presiden Prabowo," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan lahan pertanian.
Dengan lahan baku sawah seluas 7,4 juta hektare, ia meminta pemerintah daerah untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian, terutama yang telah memiliki irigasi yang baik.