Sulawesinetwork.com - Ramadan, bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia, selalu menghadirkan tradisi unik di setiap negara.
Dari cara berbuka puasa hingga kegiatan keagamaan, berbagai kebiasaan menarik menjadi bagian dari budaya lokal yang memperkaya keberagaman Ramadan.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah tradisi berbuka dengan garam di beberapa negara Timur Tengah.
Baca Juga: Prabowo Soal Hubungan dengan SBY dan Jokowi: Saya Minta Masukan dari yang Berpengalaman
Berbuka dengan Garam di Timur Tengah
Di beberapa negara seperti Arab Saudi dan Yaman, sebagian masyarakat masih mempertahankan tradisi berbuka puasa dengan garam sebelum menyantap hidangan utama.
Menurut kepercayaan mereka, garam dapat membantu tubuh lebih cepat beradaptasi setelah seharian berpuasa dan menyeimbangkan kadar elektrolit. Tradisi ini juga dipercaya telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad.
Baca Juga: Presiden Prabowo: Wujudkan Pemerintah Bebas Korupsi adalah Sebuah Kesempatan
Festival Lentera di Mesir
Di Mesir, Ramadan tidak lengkap tanpa Fanous, atau festival lentera. Lentera-lentera warna-warni menghiasi jalan-jalan dan rumah warga, menciptakan suasana yang meriah dan penuh kehangatan.
Tradisi ini diyakini telah ada sejak era Dinasti Fatimiyah dan terus dipertahankan hingga kini.
Meriam Ramadan di Lebanon dan Turki
Di beberapa kota di Lebanon dan Turki, suara meriam masih digunakan untuk menandai waktu berbuka puasa. Tradisi ini berawal dari zaman Ottoman dan berfungsi sebagai tanda bagi masyarakat untuk segera mengakhiri puasanya.
Meski kini azan dari masjid lebih sering digunakan, suara meriam Ramadan tetap menjadi bagian dari nuansa khas bulan suci di beberapa wilayah.