Sulawesinetwork.com - Sudah 77 tahun Indonesia merdeka, masyarakat Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan tidak pernah merasakan jalanan aspal.
Jalan untuk menuju ke Kecamatan Seko melalui jalan berlumpur dan berkubang dengan jarak tempuh sekitar 8 jam perjalanan.
Masyarakat Seko harus memodifikasi motornya dengan menggunakan ban trail. Sedangkan, kendaraan roda empat, sulit dilalui dengan kendaran biasa.
Baca Juga: Miris! Masih di Bawah Umur, Ratusan Anak SD dan SMP di Blitar Ajukan Pernikahan Dini
Akibat jalan rusak yang tidak kunjung diperbaiki hingga berlumpur membuat wilayah Seko terisolir.
Hal itupun berdampak kepada warga yang berada didaerah tersebut. Salah satunya adalah Gideon (44), driver ojek jalur Kecamatan Sabbang ke Seko di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, meninggal dunia di tengah perjalanan.
Ia meninggal dunia di warung makan di wilayah Mabusa yang berada di tengah hutan, Jumat (2/6).
Baca Juga: Buka Besok! Yuk Segera Daftar Beasiswa Indonesia Bangkit 2023. Berikut Linknya
Jenazah Gideon tak bisa langsung dievakuasi dengan ambulans ke Desa Sassa, Kecamatan Baebunta. Sebab jalan di wilayah itu rusak parah.
"Parah sekali sekarang Pak, jangankan roda empat, motor saja setengah mati sekali," kata Fajar, driver ojek yang ikut menandu Gideon.
Kondisi itu membuat warga harus menandu jenazah Gideon ke Kecamatan Rongkong yang jaraknya sekitar 6 kilometer. Dari Rongkong jenazah dijemput ambulans untuk dibawa ke rumah duka.
Baca Juga: PNS Wanita Dilarang Jadi Istri Kedua, PNS Pria Bisa Berpoligami, Ini Ketentuannya
"Kami kemudian berinisiatif membuat tandu dari kayu dan sarung untuk menandu jenazah menuju Kecamatan Rongkong," kata Fajar Matande, warga yang ikut menandu Gideon.
Selama 1,5 jam jenazah Gideon ditandu dengan alat seadanya itu ke Kecamatan Rongkong.