'Akkasaraki' Beginilah Asal Usul Nama Kota Makassar Yang Sebenarnya

photo author
- Sabtu, 3 Juni 2023 | 20:05 WIB
Pesona Pantai Losari, Wisata Andalan Kota Makassar (pinterest.com)
Pesona Pantai Losari, Wisata Andalan Kota Makassar (pinterest.com)

Sulawesinetwork.com - Siapa yang tidak mengenal kota Makassar. Dimana Kota Makassar adalah Kota terbesar yang ada di Sulawesi dan merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan.

Dahulu sebelum tahun 1999, Makassar dikenal dengan nama Ujung Pandang. Penggunaan nama ini berlangsung selama 28 tahun lamanya sebelum akhirnya berubah kembali menjadi Makassar.

Ujung Pandang sebenarnya nama asli dari Benteng Fort Roterdam. Pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-16, didirikanlah sebuah benteng yang bernama Benteng Ujung Pandang.

Baca Juga: PSM Makassar Lengkapi Kouta Pemain Asing, Lini Depan Makin Tajam, Belakang Kokoh

Masa itu merupakan puncak kejayaan Kerajaan Gowa, meski tidak lama berselang dengan adanya perjanjian Bungaya, kerajaan terbesar di kawasan Timur Nusantara itu akhirnya menemui awal keruntuhan.

Dengan mengakui kekalahan dari Kompeni Belanda, akhirnya Benteng Ujung Pandang diserahkan pada VOC sebagai salah satu isi dari Perjanjian Bungaya yang disepakati oleh Sultan Hasanuddin tahun 1667.

Lalu Ujung Pandang diubah menjadi Fort Roterdam. Adapun nama tersebut diambil dari nama kota kelahiran panglima militer VOC dalam Perang Makassar, Laksamana Cornelis Speelman.

Baca Juga: Jarang Diketahui! Mandi Pagi Sebelum Subuh Memiliki Banyak Manfaat Lho

Namun Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 Kitab Nagarakertagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14 sebagai daerah taklukkan.

Banyak orang salah kaprah menilai arti nama Makassar berasal dari kata 'kasar'. Padahal, sejarah penamaan Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini, sangat bernuansa islami, yakni ditandai dengan mimpi Raja Tallo ke VI di abad ke 16.

Dalam buku 'Peristiwa Tahun-tahun Bersejarah Sulawesi Selatan dari Abad ke XIV s/d XIX' karya Darwa rasyid MS.

Baca Juga: Bikin Heboh! Aksi Cium Kening Dosen ke Wisudawati

Tepat di malam Jum'at, 9 Jumadil Awal 1014 H atau 22 September 1605 M, di malam ketiga mimpi raja, sebuah perahu kecil berlabuh di pantai Tallo.

Warga keheranan melihat sesosok pria jubah putih di atas perahu tersebut. Pria itu lalu menambatkan perahunya lalu melakukan gerakan-gerakan yang asing dipandang warga. (Belakangan raja mengetahui itu merupakan gerakan sholat).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sytha AR

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X