Sulawesinetwork.com - Pemerintah Kabupaten Barru melalui Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbngda) menggelar Lokakarya Inventarisasi dan Analisis Pengembangan Ekonomi untuk Keanekaragaman Hayati di Aula Bappelitbangda, Kabupaten Barru, Senin (3/11/2025).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Barru, Abustan A Bintang, didampingi Kepala Bappelitbangda yang bertujuan menghimpun data, informasi, serta masukan dari berbagai pemangku kepentingan dalam merumuskan strategi pengelolaan sumber daya hayati yang berkelanjutan.
Dalam arahannya, Wakil Bupati Abustan menegaskan pentingnya menggali potensi keanekaragaman hayati lokal yang selama ini menjadi bagian dari pengetahuan tradisional masyarakat Barru.
Baca Juga: Dinkes Sinjai Gelar Desiminasi Audit Maternal Perinatal untuk Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Menurutnya, banyak tanaman dan bahan alami lokal yang memiliki manfaat besar dan bisa dikembangkan menjadi sumber ekonomi baru apabila dikaji secara ilmiah dan dikelola secara modern.
“Kita perlu menelusuri apa yang dulu menjadi sumber ekonomi dan obat oleh orang tua kita. Misalnya tanaman yang digunakan untuk mengobati luka atau bahan alami yang dipakai mengatasi penyakit tertentu. Itu semua adalah kekayaan hayati yang punya nilai tinggi bila dikembangkan dengan baik,” ujar Wabup Abustan.
Ia mendorong agar hasil inventarisasi tersebut dapat ditindaklanjuti dengan penelitian bersama perguruan tinggi dan laboratorium di Makassar, sehingga menghasilkan produk turunan bernilai tambah dan berdaya saing.
Lebih jauh, Abustan menegaskan bahwa kemajuan daerah hanya bisa dicapai jika memiliki keunikan lokal yang menjadi ciri khas dan daya saing tersendiri.
“Daerah yang maju adalah daerah yang memiliki keunikan. Kalau keunikan itu dikaji dan diolah dengan baik, maka bisa menjadi competitive advantage bagi Barru,” tambahnya.
Menurutnya, berbagai hasil kekayaan alam Barru seperti tiram, pakis, hingga hasil laut dan tanaman lokal dapat dikembangkan menjadi produk unggulan jika dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat desa.
Baca Juga: Lepas Sambut Pangdam Hasanuddin, Wagub Fatmawati Tegaskan Sinergi Pemprov-TNI
Ia menekankan agar lokakarya ini tidak berhenti di forum diskusi, tetapi dilanjutkan dengan rencana tindak lanjut (RTL) di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
“Setelah ini, para camat dan kepala desa/lurah perlu menginventarisasi potensi hayati di wilayahnya, lalu disampaikan ke Bapelitbangda untuk dikaji. Dari situ kita bisa tentukan mana yang bisa diolah, diteliti, dan dijadikan sumber ekonomi,” jelasnya.