DPK di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh tabungan dengan share 59,76 persen. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 4,61 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp163,91 triliun.
Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh penyaluran kredit produktif sebesar 53,98 persen, namun dari sisi pertumbuhan kredit didorong oleh kredit konsumtif yang tumbuh sebesar 9,73 persen.
Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar dengan share 23,18 persen.
Kinerja intermediasi perbankan di Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 123,92 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,83 persen.
Di sisi lain Perbankan Syariah menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada posisi Januari 2025. Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 20,62 persen (yoy) menjadi Rp16,80 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 17,74 persen menjadi Rp11,88 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 20,05 persen (yoy) menjadi Rp14,32 triliun.
Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 120,50 persen dengan tingkat NPF pada level 2,20 persen.
Kredit usaha mikro mendominasi penyaluran Kredit UMKM
Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 1,95 persen (yoy) menjadi Rp61,13 triliun dengan share sebesar 38,04 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Provinsi Sulawesi Selatan.
Penyaluran kredit UMKM di Sulsel di dominasi oleh kredit usaha mikro sebesar Rp34,04 triliun dengan share sebesar 55,69 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 908.626 debitur.
Perkembangan Pasar Modal
Total SID investor pasar modal di Provinsi Sulawesi Selatan pada posisi Desember 2024 mencapai 400.517 SID atau tumbuh sebesar 25,68 persen (yoy). Dari total investor pasar modal tersebut, yang terbanyak adalah investor reksa dana mencapai 382.599 SID atau tumbuh sebesar 26,12 persen (yoy).
Adapun nilai transaksi saham di Provinsi Sulawesi Selatan sampai dengan Desember 2024 sebesar Rp22,64 triliun, nilai ini meningkat 20,19 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.