info-sulawesi

Petugas Portal Pantai Marina Polisikan Rombongan Prof NA, Dianiaya Jelang Kampanye Paslon 01 UJI-SAH

Minggu, 6 Oktober 2024 | 12:01 WIB
Laporan korban penganiayaan massa kampanye.

Salah satu petugas loket bernama Taufan yang menyaksikan kejadian, menuturkan kronologis penganiayaan. Menurutnya, Prof NA mendatangi petugas loket, dengan nada emosi mengatakan bahwa tempat tersebut dibuat olehnya, dan tidak pernah ada pembayaran ketika akan masuk lokasi wisata tersebut.

Baca Juga: Dugaan Pelanggaran, Bawaslu Bulukumba Rekomendasikan 4 ASN ke BKN, 1 Kadus ke Pjs Bupati

"Itu awalnya. Massanya sudah ada di depan loket, mau masuk tapi ditahan. Kemudian salah satu dari massa pendukung bertanya kenapa tidak bisa masuk? Saya tanya, ada acara apa, kenapa tiba-tiba ada rombongan? Kalau mau masuk harus membayar retribusi sesuai peraturan," katanya.

Prof Nurdin Abdullah yang turun dari mobil dan berjalan kaki ke loket, sudah tampak emosi dan menanyakan perihal massanya yang ditahan masuk.

"Saat Pak Prof Nurdin turun dari mobil dan jalan kaki ke loket, saya lihat mukanya sudah emosi. Sampai di loket dia bilang, ada apa ini? Kenapa ditahan? Kenapa ditahan semua itu massaku? Saya yang punya ini Marina, saya yang bangun. Sampai dia sebut-sebut Pak Ilham. Dia sebut, itu Pak Ilham (petahana Bupati Ilham Azikin) bosmu kerjanya cuma menikmati saja, cuma memetik. Saya yang membangun ini," papar Taufan.

Baca Juga: HUT TNI ke-79, TNI Dituntut Kedepankan Kepentingan Rakyat

Taufan menjelaskan, dia sempat dicekik oleh beberapa orang, untungnya dia mampu meloloskan diri dari tindakan kekerasan itu.

"Mungkin karena emosi tersulut kata-katanya Pak Nurdin, saya dicekik dan mau dipukul oleh beberapa orang. Tapi untungnya saya bisa menghindar. Saya bisa lolos, tapi ada temanku yang di loket, ini mi yang dipukul pelipisnya sama massa. Untung ada petugas keamanan tentara yang cepat melerai," tambahnya.

Saat terjadi pemukulan, Prof NA yang berada di lokasi tidak berusaha melerai.

Baca Juga: Hadiri Upacara HUT TNI Ke-79, Kapolres Bulukumba: TNI Semakin Profesional dan Modern

"Setelah marah-marah Pak Prof Nurdin berdiri di belakang loket. Sampai kita dipukul itu, Pak Prof hanya melihat dan tidak melerai, padahal jaraknya kurang lebih hanya satu meter dari teman yang dipukul," ungkapnya.(*)

Halaman:

Tags

Terkini