8. Telapak Kaki Arung Palakka
Konon, bahwa Arung Palakka sebelum meninggalkan tanah kelahirannya menuju ke kerajaan Buton ia melakukan ikrar atau janci.
Beliau menghentakkan kakinya setelah mengikatnya pada akar pohon beringin sebagai suatu tanda ikrar dan nampaklah pada hentakan kaki itu di atas sebuah batu dilereng gunung Cempalagi yang masih berada di tepi laut.
Bekas tapak kaki Arung Palakka tersebut yang panjangnya kurang lebih 75 cm.
Di bekas tapak inilah bila mana air laut surut maka bekas pijakan kaki tersebut akan terlihat dengan jelas.
Tapak itu menyerupai sebuah wadah berisi air tawar yang seharusnya asin karena berada di bawah permukaan laut.
Banyak orang yang berkunjung untuk mendapatkan air suci itu yang dianggapnya sebagai air yang memiliki tuah.
Kegiatan seperti itu terjadi dari dulu dan masih berlangsung hingga kini.(*)