Sulawesinetwork.com - Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan untuk menyerap aspirasi terkait pengelolaan ekologi, Kamis (28/8/2025).
Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, dipimpin Ketua BAM DPR RI Ahmad Heryawan bersama anggota Obon Tabroni dan Muh. Harris.
Rombongan diterima oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulsel, Ichsan Mustari, mewakili Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Baca Juga: Bupati Andi Ina Terima Kunjungan Kapolres Barru, Bahas Sinergi Keamanan dan Potensi Wisata
Dalam sambutannya, Ichsan menegaskan bahwa pemanfaatan sumber daya alam harus sejalan dengan prinsip kelestarian lingkungan.
“Ada empat isu utama yang kini kita hadapi, yakni kerusakan hutan dan lahan kritis, kawasan pesisir dan laut, pengelolaan tambang, serta dampak perubahan iklim dan kesehatan lingkungan,” jelasnya.
Untuk menjawab tantangan itu, Pemprov Sulsel telah menyiapkan beberapa program:
Baca Juga: Apple akan Bangun Akademi Developer Baru di Jakarta, Target Bekali 1.000 Pelajar per Tahun
- Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Luwu Raya, Toraja, dan Enrekang.
- Penguatan ekonomi biru lewat pengembangan budidaya rumput laut di Pangkep, Jeneponto, dan Takalar.
- Revitalisasi irigasi dan bendungan di Bone, Sidrap, dan Pinrang guna mendukung ketahanan pangan.
- Pengelolaan sampah dan energi terbarukan, termasuk PLTSa di Makassar dan biomassa di Wajo serta Soppeng.
Ichsan menekankan perlunya dukungan DPR RI melalui regulasi nasional agar pengelolaan ekologi di Sulsel berjalan lebih efektif.
Ketua BAM DPR RI, Ahmad Heryawan, menyebut Sulsel sebagai wilayah strategis dengan kekayaan sumber daya alam melimpah, namun rawan bencana ekologis.
Baca Juga: Sorotan Khusus: Salah Langkah di Hari Pertama, Gen Z Dinilai Bisa Resah Cari Pekerjaan Baru
“Data KLHK dan BNPB menunjukkan Sulsel termasuk daerah rawan banjir bandang, longsor, dan kekeringan akibat perubahan tata guna lahan. Karena itu penanganannya harus holistik dengan pendekatan berbasis bentang alam,” tegas Heryawan.
Menurutnya, BAM hadir untuk menyerap aspirasi, menggali masukan, dan memberikan rekomendasi kebijakan agar pengelolaan lingkungan lebih berkeadilan, berkelanjutan, serta memperhatikan mitigasi bencana.
“Kunjungan ini diharapkan mampu mengidentifikasi akar masalah serta merumuskan langkah perbaikan kualitas lingkungan hidup di Sulsel,” pungkasnya. (*)