Sulawesinetwork.com - Imabauan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sinjai agar Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tetap netral pada Pemilihann Umum (Pemiu) 2024 mendatang.
Hanya saja imbauan tersebut seakan tidak mendapat respon oleh sejumlah oknum ASN meski terdapat sanksi yang dapat dijatuhkan kepada mereka.
Salah seorang warga Kecamatan Borong, TQ secara gamblang mengungkapkan jika telah terjadi pelanggaran Pemilu di Kabupaten Sinjai.
Baca Juga: Ranwal RPJPD Mulai Dibahas, Sekda Bulukumba Harap Dapat Hasilkan Program Visioner
Menurut TQ kepada sulawesinetwork. Pada bulan tanggal 28 Oktober 2023, seorang oknum kepala sekolah SLTP di Kecamatan Sinjai Borong, berinisial MS.
Ia diduga telah melakukan mobilisasi ASN dan non ASN untuk mengisi daftar dukungan yang diduga milik Calon Legislatif (Caleg) DPR RI tertentu.
Bahkan menurut TQ, mobilisasi itu telah dilakukan sebanyak dua kali. Dimana pada yang kedua, MS kembali menyebarkan selebaran dukungan kepada ASN di sekolahnya.
Baca Juga: Di Cooling Sistem Polres, Pj Bupati Harap Bantaeng Tetap Harmonis Jelang Pemilu 2024
"Jadi sudah dua kali ini dilakukan di sekolah MS. Pertama secara dadakan dan kedua dilakukan dengan selebaran yang agak rapi," ungkap TQ.
Lembaran yang disebarkan berisi daftar isian seperti Nama, Alamat, NIK, Nomor handphone. MS berdalih jika hal itu merupakan perintah Kepala Dinas Pendidikan Sinjai.
"Dilembaran itu tertulis daftar pemilih tetap dr. Felycitas. Kejadian pertama itu dikumpul secara asal, dan kejadian ke duanya hampir sama yang pertama, tapi cara mengumpul lembarannya lebih bagus,"tambahnya.
Baca Juga: Butuh Kerja Keras, Petahana dan Penantang di Dapil Bulukumba 2 Dianggap Memiliki Kekuatan yang Sama
Atas kejadian itu, TQ berharap agar Bawasli Sinjai bisa menindaklanjuti atas dugaan pelanggaran netralitas ASN pada Pemilu 2024 ini.
"Jika ada yang kurang dan Bawaslu membutuhkan data dan keterangan. Saya siap untuk memberikan informasi secara tertutup," ujarnya.
